Tangnga, Jumriani (2020) Broken Home: Kajian Konseling Pastoral Gereja terhadap Anak Pasca Perceraian Usia 12-15 Tahun di Gereja Toraja Jemaat Moria Kata di Klasis Sesean. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
jumriani_skpp.doc Download (12kB) |
|
Text
jumriani_hd.doc Download (96kB) |
|
Text
jumriani_kp.doc Download (81kB) |
|
Text
jumriani_bab_1.doc Download (53kB) |
|
Text
jumriani_bab_2.doc Download (183kB) |
|
Text
jumriani_bab_3.doc Restricted to Repository staff only Download (50kB) | Request a copy |
|
Text
jumriani_bab_4.doc Restricted to Repository staff only Download (142kB) | Request a copy |
|
Text
jumriani_bab_5.doc Download (15kB) |
|
Text
jumriani_dp.doc Download (18kB) |
|
Text
jumriani_lp.doc Download (49kB) |
|
Text
jumriani_lp2.doc Download (558kB) |
|
Text
jumriani_cv.doc Download (27kB) |
Abstract
Jumriani Tangnga, 2020, Nirm: 2020164566, menyusun skripsi dengan judul Broken Home dan Sub Judul “Kajian Konseling Pastoral Gereja terhadap Anak Pasca Perceraian di Gereja Toraja Jemaat Moria Kata di Klasis Sesean. Dibawah bimbingan Bapak Fajar Kelana M.Th sebagai pembimbing I dan Ibu Mery Toban S.Th. M.Pd.k sebagai pembimbing II. Judul ini disusun dengan latar belakang karena penulis ingin mengetahui bagaimana kepedulian majelis gereja terhadap anak-anak korban Broken Home di Gereja Toraja Jemaat Moria Kata di Klasis Sesean. Sebagai Majelis Gereja, harus memenuhi tugas pelayanannya dengan baik terutama melakukan pelayanan konseling pastoral. Konseling pastoral sangat penting dilakukan agar anak korban Broken Home tersebut bisa bangkit dari pergumulan hidupnya. Penulis membahas topik ini karena pelayanan konseling pastoral bagi anak-anak korban Broken Home belum maksimal dilakukan. Sehubungan dengan topik yang diangkat dalam menyelesaikan penulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui kepustakaan dan penelitian lapangan dengan metode observasi dan wawancara. Penulis melaksanakan penelitian di Jemaat Moria Kata Klasis Sesean. Dan yang menjadi informan adalah Proponen, Majelis Gereja, dan Anak Korban Broken Plome. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dengan jumlah informan lima orang tentang konseling pastoral terhadap anak korban Broken Home tidak maksimal dilakukan oleh majelis gereja dan yang menjadi alasannya ialah sebagian majelis gereja belum memahami konseling pastoral yang sesungguhnya dan kepedulian majelis gereja terhadap anak korban Broken Home belum maksimal dilakukan. Penulis berharap bahwa setiap pembaca memahami arti pentingnya melakukan konseling pastoral dalam jemaat dan sebagai seorang gembala dalam jemaat harus mengemban tugas pelayanan dengan baik serta tidak mengabaikan pelayanan konseling pastoral bagi anak korban Broken Home. Kata kunci: konseling pastoral, anak usia 12-15 tahun, Broken Home.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 25 Nov 2024 15:24 |
Last Modified: | 25 Nov 2024 15:24 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/3318 |
Actions (login required)
View Item |