Kemajemukan Agama dan Konflik: suatu Tinjauan Teologis-Sosiologis tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Konflik di Desa Dandang, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara

Rini, Rini (2010) Kemajemukan Agama dan Konflik: suatu Tinjauan Teologis-Sosiologis tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Konflik di Desa Dandang, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
rini_hd.doc

Download (160kB)
[img] Text
rini_kp.doc

Download (82kB)
[img] Text
rini_bab_1.doc

Download (56kB)
[img] Text
rini_bab_2.doc

Download (419kB)
[img] Text
rini_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (73kB) | Request a copy
[img] Text
rini_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (464kB) | Request a copy
[img] Text
rini_bab_5.doc

Download (24kB)
[img] Text
rini_dp.doc

Download (38kB)
[img] Text
rini_cv.doc

Download (17kB)

Abstract

Kemajemukan Agama dan Konflik Suatu Tinjauan Teologis -Sosiologis tentang Faktor-faktor yang menyebabkan Konflik di Desa Dandang kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara.Manusia diciptakan untuk memenuhi kehendak Tuhan bukan untuk tujuan Tuhan. Hal tersebut dapat diidentifikasi bahwa memang manusia diciptakan untuk dunia bukan karena dunia maka manusia diciptakan. Allah berkehendak supaya manusia mengelola dunia ini dengan penuh tanggung jawab (Kej 26-28). Dalam mengelola tanggung jawabnya manusia diperhadapkan pada dua pilihan yang dilematis dan dikotomis. Dikotomis karena keduanya saling berseberangan sedang dikotomis karena manusia harus memilih. Kemajemukan yang bermuara pada konflik diartikan sebagai sebuah fenomena baru yang harus dihadapi oleh manusia. Satu sisi harus mengakui bahwa agama yang diimani memiliki kebenaran yang superirior atau kebenaran yang mengatasi ketidakbenaran (eksklusif) di sisi lain harus mengakui bahwa agama lain juga mengandung tingkat kebenaran yang sama validnya (inklusif). Konflik yang bernuansa agama telah ada, dan di Indonesia konflik agama antara Islam dan Kristen sudah ada sejak jaman kolonial Belanda sampai sekarang, mulai kerusuhan Ambon, Poso dan Dandang. Secara umum konflik muncul karena pluralisme keagamaan yang justru menghasilkan fanatisme kegamaan yang bersifat radikal fundamentalis sehingga mengakibatkan agresifitas masyarakat yang bermuara pada konflik. Berdasar penelitian lapangan yang dilakukan di desa Dandang kecamatan Sabang kabupaten Luwu Utara dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya konflik yaitu penderitaan yang relatif lama karena tidak adanya komunikasi yang baik antara penduduk pendatang dan penduduk asli. Akar konflik berupa penderitaan sosial dalam perebutan sumber-sumber daya maupun kekuasaan juga karena sentimen suku, ras, keagamaan dan lain-lain. Itu karena tidak adanya upaya untuk saling terbuka (transparan) sehingga masalah tersebut semakin terakumulasi. Sedangkan yang menjadi pemicu adalah peristiwa atau momentum di mana semua elemen di atas diakumulasi dan tidak ada upaya untuk membangun suasana yang dialogis antarwarga masyarakat. Tidak adanya keseriusan semua pihak baik pihak yang bertikai (Islam - Kristen) maupun pihak mediator dalam membangun sikap yang dialogis sebagai bentuk tanggung jawab setiap pemeluk umat beragama. Jadi kata kuncinya adalah dialog.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 12 Dec 2024 05:23
Last Modified: 12 Dec 2024 05:23
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/3618

Actions (login required)

View Item View Item