Pelaut yang Terluka: Analisis Praksis Pastoral terhadap Pelaut dalam Wilayah Pelayanan Gereja Toraja Klasis Makale Selatan

Esong, Martinus (2020) Pelaut yang Terluka: Analisis Praksis Pastoral terhadap Pelaut dalam Wilayah Pelayanan Gereja Toraja Klasis Makale Selatan. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
martinus_skpp.doc

Download (79kB)
[img] Text
martinus_hd.doc

Download (195kB)
[img] Text
martinus_kp.doc

Download (218kB)
[img] Text
martinus_bab_1.doc

Download (132kB)
[img] Text
martinus_bab_2.doc

Download (480kB)
[img] Text
martinus_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (117kB) | Request a copy
[img] Text
martinus_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (662kB) | Request a copy
[img] Text
martinus_bab_5.doc

Download (42kB)
[img] Text
martinus_dp.doc

Download (88kB)
[img] Text
martinus_lp.doc

Download (179kB)
[img] Text
martinus_cv.doc

Download (59kB)

Abstract

Martinus Esong, 2020164640, Tahun 2020 YANG TERLUKA “Analisis Praksis Pstoral Terhadap Pelaut menyusun skripsi dengan judul PELAUT dalam Wilayah Pelayanan bereja Toraja Klasis Makale Selatan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sebuah pelayanan Pastoral yang sifatnya »raksis bagi pelaut dalam lingkup pelayanan Gereja Toraja Klasis Makale Selatan. Pelaut adalah esbuah profesi yang penuh dengan berbagai macam anggapan. Orang yang bekerja sebagai selaut tidak akan pernah lepas dari sorotan atau penilaian masyarakat Banyak orang yang memaham dan melihat pelaut sebagai orang yang punya banyak materi dan memiliki pola hidup ®ng suram (suka berjudi, narkoba, seks bebas, malas ikut persekutuan dan lain sebagainya). Vmggapan itu membuat para pelaut merasa diri kotor, tidak layak ikut dalam persekutuan, merasa iiicurangi dan berbagai macam hal yang membuat mereka mengalami luka batin yang dalam. Masalah itu harus segerah dibenahi oleh para pelayan Tuhan, dengan memberikan pelayanan )iraksis pastoral, agar apa yang menjadi tujuan hidup semua umat Tuhan secara khusus pelaut )iisa dipahami dan mereka mampu melihat dan merasakan jati dirinya . Pelayanan pastoral dalam ;ebuah jemaat tentunya sangat penting karena pada dasarnya pelayaan itu berhubungan dengan oehidupan jemaat yang tentunya berada dalam situasi dan kondisi yang harus diperhatikan oleh Bara pelayan secara terus menenrus. Pastoral atau penggembalaan adalah tugas mulia yang iiiberikan Tuhan Yesus kepada setiap gembala (pelayan) agar mereka terus memelihara, membimbing, menopang, dan memulihkan semua kawanan domba Allah agar terus bertumbuh ilalam pengenalan yang baik kepada Tuhan. Pastoral atau penggembalaan itu tentunya akan Berjalan dengan baik jika setiap orang atau pelayan itu mampu melaksanakan enggembalaan utau pastoral itu dengan penuh kasih dan tanggung jawab kepada Tuhan. Keberlangsungan sebuah penggembalaan atau pastoral tentunya tidak akan terlepas dari eksistensi para pelayan itu sendiri (pendeta, penatua dan diakan). Pelayanan itu akan memberikan pengaruh jika semua pelayan Tuhan dapat memberikan yang terbaik dalam kehidupan mereka menggembalakan umat Tuhan. Keberadaan seorang pendeta dalam sebuah jemaat, tentunya harus memberikan yang terbaik sebagai pimpinan majelis gereja. Seorang pendeta atau gembala memiliki tugas dan tanggung jawab dalam menggembalakan jemaat yang dilayani. Keberadaan pendeta hadir dalam jemaat diharapkan dapat memberikan sebuah pelayanan pastoral yang sifatnya nyata atau tindakan, sehingga dapat memberikan jalan keluar untuk setiap permasalahan yang menghimpit kehidupan semua anggota jemaat. Hal ini kemudian menjadi bahan pemikiran penulis untuk melihat bagaimana pelayanan pastoral yang bersifat praksis dapat diberikan kepada semua pelaut dalam wilayah pelayanan Gereja Toraja Klasis Makale Selatan. Dalam merampungkan penulisan ini, metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan observasi dan wawancara dengan teknik pengolaan data. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa eksistensi pelayan dalam melayani jemaat di Klasis Makale Selatan masih harus dibenahi dan ditingkatkan, karena mereka belum sepenuhnya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan maksimal. Praksis pastoral yang diharapkan mampu diberikan oleh semua pelayan belum memberikan efek yang signifikan bagi anggota jemaat yang sedang hidup dalam berbagai masalah secara khusus pelaut. Pelayan atau para gembala dalam Wilayah Pelayanan Gereja Toraja pada dasarnya memahami apa yang dimaksud dengan Praksis Pastoral tetapi pada kenyataannya mereka belum mampu mempraktekkan atau menerapkan pelayanan pastoral yang sifatnya praksis itu dengan maksimal dan komunal bagi semua anggota jemaat. Hal itulah yang kemudian membuat anggota jemaat secara khusus pelaut yang sedang hidup dalam permasalahan merasa tidak dilayani dengan baik, yang berujung pada luka batin yang dalam. Kenyataan itu menjadi peringatan keras yang harus diperhatikan oleh semua pelayan Tuhan agar mereka mampu menciptakan sebuah pelayanan yang nyata kepada anggota jemaat khsususnya pelaut yang sedang hidup dalam permasalahan. Selain itu, para pelaut juga harus terbuka dan berusaha mencari pelayan agar permasalahan mereka bisa mendapatkan jalan keluar. Kurangnya kesadaran para pelayan jemaat seharusnya menjadi perhatian bagi pengurus klasis dan juga pengurus sinode agar mereka bisa menjalin kerja sama yang baik agar para pelayan di tingkat klasis dan jemaat bisa memiliki kesadaran yang betul-betul mampu menjalankan pelayanan atau penggembalaan dengan sebaik mungkin. Kata Kunci: Pastoral, Pelaut, Pelayan. Martinus Esong, 2020164640, Year 2020, compiled a thesis with the title WONDED SAILOR "Pastoral Praxis Analysis of Seafarers in tbe Service Area of the South Makale Classical Toraja Church".The purpose of this research is to analyze a pastoral ministry which is praxis for seafarers within the scope of the South Makale Klassical Toraja Church. Seafaring is a profession that is full of assumptions. People who work as seafarers will never escape from the spotlight or public judgment. Many people understand and see sailors as people who have a lot of material and have a gloomy lifestyle (like gambling, drugs, free sex, lazy to join associations and so on). This assumption makes the sailors feel dirty, unworthy of joining the fellowship, feel cheated and various things that make them experience deep emotional wounds. The servants of God must immediately fix this problem, by providing pastoral praxis, so that what is the goal of life for all God's people, especially sailors, can be understood and they are able to see and feel their identity. Pastoral ministry in a congregation is of course very important because basically the Service is related to the life of the congregation which is of course in situations and conditions that must be paid attention to by the servants continuously. Pastoral or shepherding is a noble task given by the Lord Jesus to every shepherd (servant) so that they continue to care for, guide, sustain, and restore all the flock of God so that they continue to grow in a good knowledge of God. Pastoral or pastoral care will certainly work well if each person or minister is able to carry out the pastoral care with love and responsibility to God. The continuity of a pastoral or pastoral care of course cannot be separated from the existence of the servants themselves (pastors, elders and inmates). The ministry will have an impact if all the servants of God can give their best in their lives to shepherd God's people. The existence of a pastor in a congregation, of course, must give his best as leadership of the church board. A pastor or pastor has a duty and responsibility in shepherding the church being served. The presence of pastors present in the congregation is expected to provide a pastoral service that is real or actionable, so that it can provide Solutions to any problems that squeeze the lives of all church members. This then becomes the material for the author's thought to see how praxis pastoral care can be provided to all seafarers in the service area of the South Makale Klassical Toraja Church. In completing this writing, the method used by the author is a qualitative research method using observation and interviews with data processing techniques. The results of the research prove that the existence of servants in serving the congregation in the South Makale Classical still needs to be fixed and improved, because they have not fully carried out their duties and responsibilities to the maximum. The pastoral praxis that all ministers are expected to be able to provide has not yet had a significant effect on church members who are living with various problems, especially sailors. Servants or pastors in the Toraja Church Service Area basically understand what is meant by Pastoral Praxis but in reality they have not been able to practice or implement praxis pastoral maximally and communally for all church members. That is what then makes church members, especially sailors who are living in trouble, feel they are not being served well, which leads to deep inner wounds. That fact is a strong waming that all servants of God must pay attention to so that they are able to create a real service to church members, especially sailors who are living in trouble. In addition, sailors must also be open and try to find servants so that their problems can find a solution. The lack of awareness of church servants should be a concem for the class administrators and synod administrators so that they can forge good cooperation so that the servants at the class and congregation level can have the awareness that they are truly capable of carrying out the ministry or pastoral care as well as possible. Keywords: Pastoral, Sailor, Wditer.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 27 Nov 2024 05:28
Last Modified: 27 Nov 2024 05:28
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/3348

Actions (login required)

View Item View Item