Tandiabang, Rizal Sumule (2008) Fenomena Eksorsisme: suatu Kajian Teologis-Psikologis bagi Pengembangan Spiritualitas. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
rizal_hd.doc Download (124kB) |
|
Text
rizal_kp.doc Download (50kB) |
|
Text
rizal_bab_1.doc Download (61kB) |
|
Text
rizal_bab_2.doc Download (239kB) |
|
Text
rizal_bab_3.doc Restricted to Repository staff only Download (191kB) | Request a copy |
|
Text
rizal_bab_4.doc Restricted to Repository staff only Download (72kB) | Request a copy |
|
Text
rizal_bab_5.doc Download (25kB) |
|
Text
rizal_dp.doc Download (20kB) |
|
Text
rizal_cv.doc Download (28kB) |
Abstract
Rizal Sumule Tandiabang : 2008, Fenomena Eksorsisme - Suatu Kajian Teologis-Psikologis bagi Pengembangan Spiritualitas. Kesaksian Kejadian 1:26 menyatakan bahwa Allah menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Allah, meskipun kemudian jatuh dalam dosa karena manusia ingin sama dengan Allah. Keinginan tersebut muncul karena bujukan setan/iblis dan saat itulah sepertinya genderang peperangan antara manusia dan setan di mulai. Upaya setan/iblis menghalangi manusia bersekutu dengan Allah dan sesama manusia muncul dalam berbagai bentuk. Bentuk yang paling ektrem yakni peristiwa kerasukan yang kemudian dikenal dengan istilah eksorsisme di mana kuasa kegelapan menguasi dan mengendalikan sepenuhnya manusia. Bagaimana tragisnya setan menguasai sepenuhnya kehidupan Ayub. Fenomena eksorsisme bagi sebagian gereja menyikapinya dengan melakukan eksorsisme sebagai mana Yesus dan Paulus lakukan. Mereka mengadakan pengusiran dalam nama Tuhan Yesus karena Yesus Kristus melalui GerejaNya yang telah memberi kuasa. Hal ini dipandang Gereja yang tidak melakukan eksorsisme seperti itu sebagai suatu kesombongan rohani. Alasannya saat seseorang melakukan eksorsis mungkin bukan kemuliaan Allah yang hendak dinyatakan melainkan penyataan bahwa dirinya diperkenankan Allah. Untuk mencegah kerancuan antara fenomena eksorsisme dengan gejala neurosis, gereja harus mengadakan penyelidikan guna menemukan tanda-tanda apakah seseorang benar-benar kerasukan (psikoligis) atau hanya sekedar gejala neurosis (medis). Pemahaman manusia dan eksorsisme atau pelepasan menurut ajaran kebatinan memberikan pemahaman yang komprehensif dan menjadi pembanding untuk mencapai pengembangan spiritualitas yang lebih mendekatkan diri dengan Allah. Dan kemudian menciptakan hubungan yang harmonis antara Allah dan manusia, manusia dengan sesama dan manusia dengan ciptaan lainnya. Manusia hanya dapat mengenal tindakan Allah jika Allah berkenan menyatakan diri. Penyataan Allah ini terjadi tidak dengan menuruti perasaan dan akal manusia, dan tidak pernah timbul di dalam hati manusia (bnd. 1Kor. 2:9). Firman Allah yang menuntut jawaban dari manusia. Jawaban atas pergumulan-pergumulan atau masalah-masalah konteks manusia. Di sisi lain manusia memiliki keterbatasan sehingga tidak mampu mengenal Allah melalui perasaan atau melalui akal. Inilah pintu masuk bagi pengembangan spiritualitas.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 19 Nov 2024 14:34 |
Last Modified: | 19 Nov 2024 14:34 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/3234 |
Actions (login required)
View Item |