Irwanto, David (2019) Buku Leso: Reinterpretasi Teologis terhadap Makna Buku Leso dan Relevansinya bagi Warga Gereja Toraja Jemaat Sion Sangayoka, Klasis Buakayu. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
david_hd.doc Download (136kB) |
|
Text
david_kp.doc Download (42kB) |
|
Text
david_bab_1.doc Download (124kB) |
|
Text
david_bab_2.doc Download (486kB) |
|
Text
david_bab_3.doc Restricted to Repository staff only Download (50kB) | Request a copy |
|
Text
david_bab_4.doc Restricted to Repository staff only Download (121kB) | Request a copy |
|
Text
david_bab_5.doc Download (16kB) |
|
Text
david_dp.doc Download (16kB) |
|
Text
david_cv.doc Download (27kB) |
Abstract
ABSTRAK David Irwanto, 2020154010, Judul Skripsi “Reinterpretasi Teologis Terhadap Makna Buku Leso dan Relevansinya Bagi Warga Gereja Toraja Jemaat Sion Sangayoka”. Pemilihan topik ini dilatarbelakangi oleh pemaknaan buku leso yang menjadi kontroversi dalam kehidupan masyarakat dan warga Jemaat, khususnya yang terjadi di Jemaat Sion Sangayoka klasis Buakayu, dalam kepercayaan aluk to dolo buku leso merupakan sajian yang diberikan kepada to membali puang. Potongan daging ini juga diberikan kepada to parenge' dan ma ’dika karena selain leluhur hanya merekalah yang berhak memakannya dengan demikian berkat dari leluhur akan terus mengalir dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi setelah Kekristenan sudah masuk pemahaman ini kemudian dilarang karena bertentangan dengan iman Kristen hingga puncaknya Gereja Toraja pada Sidang Sinode Kedua melarang pemberian buku leso. Namun dalam pelaksanaanya orang-orang yang sudah Kristen masih terus mempraktekkan pemberian buku leso walaupun kadang-kadang dalam hatinya bertanya apakah ini sesuai dengan kehendak Tuhan atau tidak, demikian juga pandangan orang lain yang memandang mengapa sudah “Kristen” masih memberikan buku leso. Sehingga kondisi seperti ini yang menjadi perhatian penulis untuk mengkaji makna buku leso secara teologis kemudian memaknainya secara baru sesuai dengan nilai-nilai Kekristenan yang tidak bertentangan dengan Alkitab. Skripsi ini bertujuan untuk menguraikan makna religius buku leso dalam aluk to dolo serta melakaukan reinterpretasi teologis dari makna tersebut. Buku leso ialah pangkal paha yang diberikan kepada to parenge’ atau ma'dika selaku pemangku adat. Kebiasaan memberinya adalah ketetapan dari leluhur. Bagi to Parenge' buku leso memiliki makna religius dan makna sosiologis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif yakni dengan mengamati dan melakukakan wawancara dengan tujuan mendapatkan informasi yang efektif sehubungan dengan masalah yang penulis kaji. Dari hasil wancara dan pengamatan serta analisis data, dapat disimpulkan bahwa buku leso adalah sajian kepada leluhur. Buku leso diberikan kepada ma ’dika atau to parenge' selaku kewajiban yang sudah ditetapkan leluhur. Makna buku leso telah beruba setelah berjumpa dengan Kekrsitenan sebagai penghargaan namun tidak terikat kepada lehur to ma ’dika, kemudian diberikan kepada Pendeta selaku media dari Tuhan untuk menyalurkan berkat bagi umat. ABSTRACTIONS David Irwanto, 2020154010, The title of the “theologikal reinterpretasion to the mcaning of the buku leso and its relevance to the people of the church to the Toraja Sion congregation Sangayoka, Classic Buakayu”. This topic is set in the background by using buku leso that have controversial in life community and Citizen of the conngregation, particularly the case in Sion Sangayoka congregation classic Buakayu, in the of dear dolo buku leso is a patchwork of the given to to membali Puang. This chunk of meat also given to to parenge' and ma’dika for besides ancestors jus them the righteous eat it thus a blesing from the ancestors will continue to flow in people’s lives. But once Christianity is in this understanding was then forbidden because it contradicted the cristian faith culminating in the Toraja church of the second synod forbids the giving of the buku leso. But in the course of those who are already christians, the Cristian continues to stick around given buku leso, though sometimes in his heart, often asks whether this is in accordance with the Lord’s will not the saine is true of others the buku leso. So it’s a condition like this that the writer Cares about. To examine the theological meaning of buku leso and then to speak of ie in new terms to the value of Christianity that’s not against the bible. It aimas to describe a religious significance buku leso in Aluk to dolo and reinterpretation oof the meaning. Buku leso is the groin given to the parenge’ or ma’dika As a prefect, the habit of giving him. This of giving is is the decree of my ancestors. Buku leso has a religious and sociological meaning. In this research the author used a research method with a qualitative approach of observing and doing interviews In order to get efective information with the matter of writer meticulous. From interviews and observations and data anaycs, it could be deduced that buku leso is a recipe for ancestors. Buku leso giving to rna ’dika or parenge’ a duty as a matter of fact. Meaning of the buku leso changed after meeting with Christianity in appreciation but not bound to the ancestors of ma’dika, them given to priets as medium from the Lord to dispense blessings for people.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 25 Oct 2024 10:14 |
Last Modified: | 25 Oct 2024 10:14 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/2883 |
Actions (login required)
View Item |