Arrang, Fersi (2020) Studi Komparatif Hermeneutik Yesaya 1:10-17 tentang Makna Pertobatan dengan Ritual Ma'rambunlangi' di Kecamatan Masanda Lembang Belau. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
fersi_hd.docx Download (79kB) |
|
Text
fersi_kp.docx Download (24kB) |
|
Text
fersi_bab_1.docx Download (11kB) |
|
Text
fersi_bab_2.docx Download (96kB) |
|
Text
fersi_bab_3.docx Restricted to Repository staff only Download (61kB) | Request a copy |
|
Text
fersi_bab_4.docx Restricted to Repository staff only Download (18kB) | Request a copy |
|
Text
fersi_bab_5.docx Download (17kB) |
|
Text
fersi_dp.docx Download (17kB) |
|
Text
fersi_lp.docx Download (87kB) |
|
Text
fersi_cv.docx Download (28kB) |
Abstract
Korban dalam Perjanjian Lama merupakan sebuah hal yang penting, dan tidak boleh dilalaikan dalam kehidupan umat Allah, sebab hal itu dianggap sebagai sesuatu hal yang baik. Namun, hal ini berbeda dengan yang terjadi dalam Yesaya 1:10-17 dimana Allah mengkritik persembahan dan ritus-ristus umatNya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan tentang makna pertobatan dalam teks perikop Yesaya 1:10-17 dengan makna ritual Ma’rambu Langi9di Masanda. Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode kualitatif yaitu pendekatan yang terarah pada penafsiran untuk melihat nilai-nilai kebenaran yang tertuang dalam teks perikop Yesaya 1:10-17, serta melaui observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan antara keduanya. Persamaan antara keduanya terletak pada pemahaman bahwa korban persembahan merupakan lambang pertobatan. Persamaan ini sekaligus menjadi perbedaan diantara keduanya, teks perikop Yesaya menyatakan korban persembahan sebagai lambang pertobatan jika dipraktekkan dalam kehidupan nyata, sedangkan dalam ritual Ma’rambu Langi’ mempersembahkan korban saja sudah merupakan sebuah lambang pertobatan. Perbedaan lain yaitu dalam teks Perikop Yesaya bertobat berarti tindakan harus sesuai dengan ketetapan Tuhan, yaitu mempersembahkan korban sebagai lambang pertobatan, kemudian dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari dengan mengasihi sesama, sedangkan dalam ritual Ma’rambu Langi’ bertobat dinyatakan hanya melalui tindakan mempersembahkan korban. Oleh karena itu, ritual Ma’rambu Langi’ tidak dapat diterapkan dalam kehidupan bergereja, sebab nilai dan makna yang terkandung didalamnya tidak alkitabiah, kecuali makna dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dikristenkan, maka hal itu dapat diterapkan. Kata kunci: Komparatif, Pertobatan, Ritual Ma9rambu Langit
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible |
Depositing User: | Andarias Manting |
Date Deposited: | 19 Apr 2024 19:26 |
Last Modified: | 29 Jul 2024 14:06 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1113 |
Actions (login required)
View Item |