Studi Teologi-Kritis terhadap Ma’nene’ dan Dampak bagi Warga Jemaat dalam Lingkup Lo’ko’ Lemo Klasis Pangala’ Utara

Paringanan, Petri (2016) Studi Teologi-Kritis terhadap Ma’nene’ dan Dampak bagi Warga Jemaat dalam Lingkup Lo’ko’ Lemo Klasis Pangala’ Utara. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
petri_hd.docx

Download (125kB)
[img] Text
petri_kp.docx

Download (10kB)
[img] Text
petri_bab_1.docx

Download (15kB)
[img] Text
petri_bab_2.docx

Download (44kB)
[img] Text
petri_bab_3.docx
Restricted to Repository staff only

Download (28kB) | Request a copy
[img] Text
petri_bab_4.docx
Restricted to Repository staff only

Download (57kB) | Request a copy
[img] Text
petri_bab_5.docx

Download (8kB)
[img] Text
petri_dp.docx

Download (7kB)
[img] Text
petri_cv.docx

Download (25kB)

Abstract

Petri Paringanan, tahun 2016, menyusun skripsi dengan judui “ Studj Teologi-Kritis terhadap Ma’nene’ dalam Lingkup Lo’ko’ Lemo, Klasis Pangala’ Utara. Dibimbing oleh Bapak Dr. Agustinus Ruben, M.tTi selaku pembimbing pertama dan Bapak Roby Marrung S.Th selaku pembimbing ke dua.. Ma ’nene’ adalah sainh satu bagian dari ritus aluk rambu solo\ tetapi juga bagian dari ritus aluk rambu luka ' yang kini masih diiakukan oleh daerah-daerah teitentu khususnya daerali Pangala', Baruppuk dan Parandangan. Namun cara pelaksanaan mereka berbeda-beda sesuai dengan aturan oleh daerah masing- masing. Ada yang melakukan sekali dalam tiga tahun bahkan ada yang melakukan sekali dalam setahun. tergantung kesepakatan mereka bersama-sama. Dikatakan dia bagian dari rambu solo ’ karena di lakukan kepada semua orang mati, bisa menangis lapi lidak bisa ma 'badong ataupun ma ’dondi' dan dikatakan bagian dari rambu luka’ karena inti pelaksanaannya adalah sebagai ungkapan syukur. Pelaksanaan ritual ma 'nene' ini tidak terlepas dari pemahaman aluk lodolo dan keterikatan Aluk sola petnali. Ritual ini semata-mata diLakukan hanya untuk mendapatkan imbalan dari orang yang telah mati dan membali puang dan akan memperhatikan, memberkaii keluarga mereka secara vertikal. Jumlah babi yang dikorbankan dalam kegiiatan ma nene ’ umumnya satu ekor per KiC dan bagi keluarga yang akan ma’gannai’, mangrapai’ dan ma’bua ’ wajib untuk memotong kerbau. Karena bagi keluarga yang akan mangrara banua (syukuran rumah) tidak boleh melaksanakan dengan sembarangan, jadi harus melalui tingkatan-tingkatan tersebut. Pelaksanaan ma’nene’ dimaknai sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa kasih sayang, penghormatan dan penghargaan kepada orang tua yang telah membesarkan, merawat mereka sewaktu masih kecil. Namun sebenamya inti dalam pelaksanaan ma’nene’ ini semata-mata hanya untuk mengingat, namun makna yang sebenamya sudah mulai tergeserkan dan digantikan dengan pemborosan, saingan dengan untuk mendapatkan imbalan. Sehingga inilah yang dijadikan motivasi dalam melaksanakan ma ’nene ’

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
Depositing User: ap sarmita sumule
Date Deposited: 01 Apr 2024 16:39
Last Modified: 29 Jul 2024 13:27
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/975

Actions (login required)

View Item View Item