Studi Teologis Antropologi Strukturasi-Fungsional terhadap Budaya Sangbusaran-Sangramean di Baturondon, Tana Toraja

Melkias, Melkias (2021) Studi Teologis Antropologi Strukturasi-Fungsional terhadap Budaya Sangbusaran-Sangramean di Baturondon, Tana Toraja. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
melkias_skpp.pdf

Download (404kB)
[img] Text
melkias_hd.doc

Download (183kB)
[img] Text
melkias_kp.doc

Download (56kB)
[img] Text
melkias_bab_1.doc

Download (80kB)
[img] Text
melkias_bab_2.doc

Download (432kB)
[img] Text
melkias_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (112kB) | Request a copy
[img] Text
melkias_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (307kB) | Request a copy
[img] Text
melkias_bab_5.doc

Download (25kB)
[img] Text
melkias_dp.doc

Download (53kB)
[img] Text
melkias_lp.doc

Download (256kB)
[img] Text
melkias_cv.pdf

Download (470kB)

Abstract

ABSTRAK Toraja merupakan wilayah di Sulawesi Selatan dengan masyarakat yang khas dengan budayanya. Salah satunya yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah budaya Sangbusaran-Sangramean yang memiliki keunikan mulai dari bentuk yang sangat menjunjung tinggi kesamaan harkat dan martabat manusia, hingga pada struktur dan fungsi masyarakatnya. Namun sebuah problematika muncul sekarang ini terhadap budaya Sangbusaran-Sangramean karena adanya tindakan yang menyimpang dari sebagian masyarakat itu sendiri. Keadaan ini membutuhkan rekonstruksi dengan menggunkan pendekatan studi teologis antropologi strukturasi dan fungsional, serta upaya kontekstualisasi dengan iman kristiani. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi budaya Sangbusaran-Sangramean. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis etnografi. Sumber data diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi dengan teknik SnowbalL Model analisis interaktif. Teori yang digunakan adalah strukturasi- fungsional dan kontekstualisai menggunakan model teologi fungsional-kontekstual. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa budaya Sangbusaran-Sangramean merupak sebuah produksi dari masyarakat Baturondon pada masa yang lampau ketika Ambe' Saupadang sebagai Tongkonan tertua di Tondok dari Tongkonan A’pa’ di Baturondon, menyadari perbedaan yang ada dalam masyarakat. Budaya Sangbusaran-Sangramean sangat menjunjung tinggi nilai-nila kemanusiaan sehingga dalam budaya tersebut seluruh masyarakat memiliki kesamaan harkat dan martabat. Untuk menata kehidupan yang lebih baik ditengah perbedaan maka leluhur masyarakat Baturondon menetapkan struktur dan fungsi masyarakat dalam bentuk kasta yang diikat oleh rasa kekeluargaan. Teori strukturasi-fungsional mendukung makna budaya tersebut untuk tidak memaksa perbedaan harus menjadi satu melainkan menjadikannya sebagai ruang sosial yang saling melengkapi, serta hasil kontekstual memberikan suatu jalan cerah yaitu Teologi Kerajaan Allah yang bermuara pada perdamaian dan ketentraman hidup. Kata Kunci: Sangbusaran-Sangramean, Tongkonan, strukturasi-fungsional, kerajaan Allah ABSTRACT Toraja is an area in South Sulawesi with a society that is unique in its culture. One of the focuses of this research is the Sangbusaran-Sangramean culture, which is unique, startingfrom a form that highly respects the similarity of human dignity and values, to the structure andJunction of the community. However, a problem arises today for the Sangbusaran-Sangramean culture because of actions that deviate from some of the people themselves. This situation requires reconstruction by using a structural and functional anthropological theological study approach, as well as contextualization efforts with Christian faith. So this study aims to reconstruct the Sangbusaran-Sangramean culture. This study uses a qualitative approach to the type of ethnography. Sources of data obtained from interviews, observations and documentation with the Snowball technique. Interactive analysis model. The theory used is structuration-functional and contextualization using a functional-contextual theological model. The results of this study indicate that the Sangbusaran-Sangramean culture is a production of the Baturondon community in the past when Ambe' Saupadang as the oldest Tongkonan in Tondokfrom Tongkonan A 'pa' in Baturondon, realized the differences that existed in society. The Sangbusaran-Sangramean culture highly upholds human values so that in that culture all people have the same dignity and worth. To organize a better life in the midst of differences, the ancestors of the Baturondon community determined the structure and function of society in the form of castes bound by a sense ofkinship. Structural-functional theory supports the cultural meaning not to force differences to become one but to make it a complementary social space, and the contextual results provide a bright path, namely the Theology of the Kingdom of God which leads to peace and tranquility in life. Keywords: Sangbusaran-Sangramean, Tongkonan, functional-structural, kingdom of God

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 12 Jul 2024 08:29
Last Modified: 26 Jul 2024 14:08
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1706

Actions (login required)

View Item View Item