P, Peprianto (2020) Kajian Filosofis Makna Tedong dalam Rampanan Kapa’ dan Relevansinya terhadap Teologi Kontekstual di Lembang Ma’dong, Denpina Kabupaten Toraja Utara. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
peprianto_similarity.docx Download (17kB) |
|
Text
peprianto_hd.docx Download (164kB) |
|
Text
peprianto_kp.docx Download (21kB) |
|
Text
peprianto_bab_1.docx Download (26kB) |
|
Text
peprianto_bab_2.docx Download (48kB) |
|
Text
peprianto_bab_3.docx Restricted to Repository staff only Download (20kB) | Request a copy |
|
Text
peprianto_bab_4.docx Restricted to Repository staff only Download (29kB) | Request a copy |
|
Text
peprianto_bab_5.docx Download (17kB) |
|
Text
peprianto_dp.docx Download (8kB) |
|
Text
peprianto_lp.docx Download (8kB) |
|
Text
peprianto_cv.docx Download (16kB) |
Abstract
Peprianto P (2020164751), dengan judul skripsi: Kajian Filosofi Makna Tedong Dalam Rampanan Kapa’ dan Revansinya Terhadap Teologi Kontekstual Di Lembang Ma’dong, Denpina Kabupaten Toraja Utara. Dibawah Bimbingan Dibawah bimbingan ibu Yanni Paembonan, M.Pd.K sebagai pembimbing pertama dan Bapak Roby Marrung, M.Th. sebagai pembimbing kedua. Penelitian yang dilakukan di salah satu Lembang di Kecamatan Dende’ Piongan Napo, Lembang Ma’dong, ini bertujuan mengetahui: Filosofi Makna Tedong Dalam Rampanan Kapa’ dan Revansinya Terhadap Teologi Kontekstual Di Lembang Ma’dong, Denpina Kabupaten Toraja Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik penelitian sebagai berikut: Teknik pengumpulan data, diantaranya Observasi, Wawancara dan Dokumentasi; Teknik Analisis Data, diantaranya Reduksi Data, Penyajian Data dan Penyajian Kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebagian besar masyarakat di Lembang Ma’dong tidak mengetahui dan memahami secara pasti tentang filosofi makna tedong yang dikaitkan dengan tidak terjadinya pemotongan kerbau pada adat rampanan kapa’ yang direlevansikan terhadap teologi kontekstual. Adapun filosofi makna tedong yang terkandung di dalamnya yaitu: Kerbau dijadikan sebagai hukum adat yang iklarkan dalam bentuk tana’ sebagai pegangan bagi kedua belah pihak jika salah satunya ingin bercerai untuk menghidupi keturunannya. Kemudian, pemahaman bahwa tidak terjadinya pemotongan kerbau pada adat rampanan kapa’ karena pemotongan pada zaman dahulu bukan menjadi patokan dalam melangsungkan pernikahan, tetapi sesungguhnya persoalan itu tidak mengikralkan pemotongan tidak bisa dilakukan pada adat rampanan kapa’, namun sesungguhnya pemotongan kerbau bisa dilakukan pada adat rampanan kapa’. karena dengan adanya pemotongan kerbau ritual adat menjadi sempurna.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs |
Depositing User: | mahasiswa mahasiswa |
Date Deposited: | 09 May 2024 07:40 |
Last Modified: | 29 Jul 2024 11:31 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1214 |
Actions (login required)
View Item |