Analisis Teologis Kritis tentang Kapa’ dalam Perkawinan Kristen di Gereja Toraja Klasis Sesean

Rante, Naomi Sampe (2016) Analisis Teologis Kritis tentang Kapa’ dalam Perkawinan Kristen di Gereja Toraja Klasis Sesean. Masters thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

[img] Text
naomi_hd.pdf

Download (665kB)
[img] Text
naomi_kp.pdf

Download (386kB)
[img] Text
naomi_bab_1.pdf

Download (526kB)
[img] Text
naomi_bab_2.pdf

Download (1MB)
[img] Text
naomi_bab_3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (590kB) | Request a copy
[img] Text
naomi_bab_4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
naomi_bab_5.pdf

Download (361kB)
[img] Text
naomi_dp.pdf

Download (536kB)

Abstract

INaomi Sampe Rante menyusun tesis dengan judul Analisis Teologis Kritis Tentang IKapa’ dalam Perkawinan Kristen di Gereja Toraja Klasis Sesean. Topik ini bertitik tolak pada permasalahan bahwa perkawinan adat masyarakat Toraja yang disebut rampanan kapa’ merupakan salah satu kategori aluk yang sangat «dihargai masyarakat Toraja dengan tata cara sendiri. Kapa' ditentukan berdasarkan strata ssosial, sebagai jaminan keutuhan rumah tangga. Pada masa modem ini, masyarakat Toraja khususnya masyarakat Sesean Suloara’ sudah hidup dalam agama Kristen dengan Ihukum dan pengakuan yang berbeda dengan agama tradisonal Toraja, namun kecintaan imasyarakat terhadap budaya semakin meningkat khusunya kapa’ dalam rampanan .kapa’. Berdasarkan kenyataan tersebut praktek kapa’ semakin dianggap biasa dan imenjadi pegangan orang dalam bercerai, walaupun telah diteguhkan dalam nikah kudus <oleh Gereja. Oleh sebab itu permasalahan yang hendak dikaji adalah bagaimana 'pemaknaan kapa ’ dalam lingkungan Gereja Toraja Klasis Sesean dan implikasinya. Penulisan ini berlandaskan teori-teori ahli tentang hakekat perkawinan, kebudayaan, hukum adat, dasar-dasar Alkitab tentang perkawinan, perceraian, serta hubungan adat dan Injil. Dalam rangka memperoleh data yang akurat, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan nara sumber tokoh adat, pemimpin agama/ gereja, dan wakil beberapa keluarga dalam lingkungan Sesean Suloara’. metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengamatan, dan dokumenter, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pemaknaan kapa’ dalam masyarakat dan Gereja Klasis Sesean mengalami pergeseran makna. Pada awalnya makna kapa’ merupakan kapa’ sebagai ikatan perjanjian kedua belah pihak dimana kapa’ sebagai jaminan dan pengaman pernikahan tidak boleh ditolak atau dilanggar begitu saja. Kapa’ dalam arti simbolis bisa berbeda-beda dan dikaitkan dengan lapisan sosial masyarakat. Namun dalam praktek sampai dewasa ini, pemaknaan kapa ’ bergeser pada penekanan prestise/harga diri, kemampuan ekonomi, sarana dan simbol kedamaian bagi pihak yang bercerai. Implikasi yaitu: (1) sangat rentan dengan kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mampu terhadap perkawinan yang berujung mudahnya melakukan perceraian hanya dengan musyawarah dan membayar kapa’. (2) harga diri yang dahulunya bermakna sebagai identitas yang melekat dan nilainya tidak dijangkau menjadi sesuatu yang komersial yaitu identitas harga diri (siri ’) setara dengan nilai hewan atau barang. (3) gereja menjadi tidak berdaya dalam menyuarakan suara kenabian, bahwa pengukuhan gereja tentang pernikahan tidak mempunyai arti bagi masyarakat, melainkan gereja menjadi rapuh. v ABSTRACT Naomi Sampe Rante compose a thesis with the title of Critical Theological Analysis about Kapa ’ in Christian Marriage in Church Toraja Klasis Sesean. This topic is based on the issue that the customary marriage of Toraja community called kapa ’ is the category of aluk that is highly appreciated by Toraja community in its own way. Kapa ’ is determined on the basis of social strata as a guarantee of the integrity of the household. In modem times today, Toraja society, especially the people of Suloara’ ‘have lived in Christian religion with law and recognition that is different from Toraja traditional religion, but the love of the society towards the culture is increasing especially kapa’ in kapa’. Based on the fact the practice of kapa’ is increasingly considered ordinary and becomes the hold of a divorced person, although it has been confirmed in the sacred marriage of the church. Therefore the problem to be studied is how the meaning of kapa ’ ‘in the church environment Toraja Klasis Sesean and its implications. This writing is based on expert theories about the nature of marriage, culture, customary law, biblical grounds on marriage, divorce, and customary and gospel relations. In order to obtain an accurate data, the method usedin this research is qualitative research method, with the source of traditional figures, religious/church leaders, and wilkil some families in sietan suloara’ environment. Methods of data collectin were conducted through interviews, observations, and documentaries, and then analyzed using the Miles and Huberman methods. The results of research indicate that the meaning of kapa ’ in society and Church Toraja Klasis Sesean experiencing a shift in meaning. At first the meaning of kapa’ is kapa’ cotton as the bond of agreement both parties where kapa’ as a guarantee and marriage safety should not be rejected or violated just like that. Kapa’ in a symbolic sense can be different social layers of society but in practice until today the meaning of kapa’ shifted to the emphasis of prestige/self-esteem economic ability, means and symbols of peace for the divorced party. The implications are: (1) is particularly vulnerable to the arbitrariness of certain parties capable of marriage which leads to the ease of divorce onlyby conscultation and paying kapa’. (2) Self-esteem that used to be meaningful as an inherent identity and its value is not reached into something commercial ie the identity of sel-esteem (siri ’) is equivalent to the value of animals or goods. (3) The church becomes powerless in voicing the prophetic voice, that the church’s affirmation of marriage has no meaning to society, but the church becomes brittle.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 05 Feb 2025 20:03
Last Modified: 05 Feb 2025 20:03
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4320

Actions (login required)

View Item View Item