Anak Lelaki tanpa Pendampingan Ayah: Studi Kasus Perkembangan Psikologis Anak Lelaki (Usia antara 12-15 Tahun) yang Dididik tanpa Pendampingan Ayah

Sosang, Tasrina (2011) Anak Lelaki tanpa Pendampingan Ayah: Studi Kasus Perkembangan Psikologis Anak Lelaki (Usia antara 12-15 Tahun) yang Dididik tanpa Pendampingan Ayah. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
tasrina_hd.doc

Download (102kB)
[img] Text
tasrina_kp.doc

Download (63kB)
[img] Text
tasrina_bab_1.doc

Download (110kB)
[img] Text
tasrina_bab_2.doc

Download (471kB)
[img] Text
tasrina_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (109kB) | Request a copy
[img] Text
tasrina_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (308kB) | Request a copy
[img] Text
tasrina_bab_5.doc

Download (68kB)
[img] Text
tasrina_dp.doc

Download (39kB)
[img] Text
tasrina_lp.doc

Download (32kB)
[img] Text
tasrina_cv.doc

Download (20kB)

Abstract

Tasrina Sosang, 2006. “ANAK. LELAKI TANPA PENDAMPINGAN AYAH” dengan subjudul Studi Kasus Perkembangan Psikologis Anak Lelaki (Usia antara 12-15 tahun) Yang Dididik Tanpa Pendampingan Ayah. Judul ini dipilih sebagai ajakan pentingnya peran ayah dalam keluarga terutama terhadap pertumbuhan anak lelakinya. Sebab ada perbedaan antara hubungan anak lelaki dengan ayah, dan anak lelaki dengan ibunya. Secara fisik, ayah diposisikan sebagai pelindung. Secara emosional dan spiritual, ayah diharapkan bisa menjadi pembimbing. Selain itu, jalinan yang mengikat antara ayah dan anak lelakinya penting bagi perkembangan sifat jantan, dalam arti bahwa ayah menjadi pusat perhatian anak lelakinya tentang bagaimana menjadi seorang lelaki sejati. Jika demikian pentingnya peranan sang ayah terhadap anak lelakinya, maka bagaimana dengan anak lelaki yang tanpa pendampingan ayah oleh karena adanya perpecahan dalam keluarga? Sub judul dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keadaan psikologis (moralitas dan emosionalitas) yang dimiliki oleh anak lelaki tanpa pendampingan ayah. Selain itu, bagaimana masalah — masalah moralitas dan emosionalitas itu dilihat dari segi teologisnya. Dari hasil analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa kehadiran seorang ayah berpengaruh besar terhadap perkembangan identitas maskulin anak lelakinya karena jalinan yang mengikat mereka sangat penting bagi perkembangan sifat jantan. Sebagaimana yang diketahui bahwa sifat yang sangat identik dimiliki oleh seorang anak lelaki adalah pemberani, tidak mudah putus asah, memiliki percaya diri yang tinggi, tidak mudah rapu dan minder, tidak mudah menangis, dan mampu menjadi pelindung terhadap perempuan. Namun, hasil dari penelitian terhadap anak lelaki tanpa pendampingan ayah ini, menunjukkan tingkah laku yang bertolak belakang dengan beberapa sifat umum yang dimiliki oleh seorang anak lelaki dengan pendampingan ayah yang telah disebutkan di atas. Mereka belum menunjukkan sikap sebagaimana layaknya seorang lelaki sejati. Hal ini ditandai dengan sikap mereka yang cenderung tertutup (sukar diajak berkomunikasi), mengalami depresi yang mendalam (selalu murung, kelihatan sedih dan minder serta mudah menangis). Dalam hal moral, mereka masih sulit untuk bersikap jujur, serta agresif (bertindak dan berkata kasar) terhadap siapa pun yang dianggapnya menentang keinginannya. Dan dalam hal emosional, mereka kurang mampu mengelolah emosinya serta amarah yang sangat sulit untuk diredam.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Depositing User: ap sarmita sumule
Date Deposited: 10 Jul 2024 18:27
Last Modified: 26 Jul 2024 15:03
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1693

Actions (login required)

View Item View Item