Melianus, Melianus (2025) Kearifan Lokal dan Musik Gerejawi Inkulturasi Tarian Bulu Londong Mamasa dalam Musik Gerejawi di Gereja Toraja Mamasa. Masters thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.
![]() |
Text
melianus_skpp.pdf Download (100kB) |
![]() |
Text
melianus_hd.pdf Download (313kB) |
![]() |
Text
melianus_kp.pdf Download (251kB) |
![]() |
Text
melianus_bab_1.pdf Download (360kB) |
![]() |
Text
melianus_bab_2.pdf Download (470kB) |
![]() |
Text
melianus_bab_3.pdf Restricted to Repository staff only Download (413kB) | Request a copy |
![]() |
Text
melianus_bab_4.pdf Restricted to Repository staff only Download (366kB) | Request a copy |
![]() |
Text
melianus_bab_5.pdf Download (273kB) |
![]() |
Text
melianus_dp.pdf Download (322kB) |
![]() |
Text
melianus_lp.pdf Download (306kB) |
![]() |
Text
melianus_lp2.pdf Download (858kB) |
![]() |
Text
melianus_cv.pdf Download (248kB) |
Abstract
Musik gerejawi merupakan sebuah warisan dari budaya, sehingga musik gereja yang dihasilkan selalu terkait dengan konteks lokal masyarakat dimana gereja tersebut berada. Penggunaan musik bernuansa etnik di dalam ibadah sangat penting dilakukan agar jemaat tidak bosan beribadah dan terlebih lagi mengalami perjumpaan dengan Allah dan menghayati imannya dengan sungguh-sungguh. Melihat kondisi Gereja Toraja Mamasa saat ini, belum melakukan inkulturasi, secara khusus mencipta lagu khas daerah Mamasa yang dapat digunakan dalam ibadah. Oleh sebab itu, tujuan dari tulisan ini, yaitu untuk menganalisis dan menyintesiskan makna Tarian Bulu Londong dari perspektif teologi Kristen yang dapat dituangkan ke dalam nyanyian jemaat di Gereja Toraja Mamasa. Metode yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tarian Bulu Londong memiliki makna betapa pentingnya setiap warga jemaat selalu menyadari keterbatasan manusia, sehingga dalam seluruh aspek kehidupan disandarkan kepada Tuhan dan tidak lupa selalu mengucap syukur dalam kondisi apapun. Kata Kunci: Musik Gerejawi; Inkulturasi; Bulu Londong, Gereja Toraja Mamasa. ABSTRACT Church music is a cultural heritage, so the music produced is always linked to the local context of the community where the church is located. The use of ethnic-themed music in worship is crucial to prevent congregational boredom and, more importantly, to enable congregations to encounter God and truly live theirfaith. Considering the current State of the Gereja Toraja Mamasa, it has not yet implemented inculturation, specifically creating traditional Mamasa songs for use in worship. Therefore, the purpose of this paper is to analyze and synthesize the meaning of the Bulu Londong Dance front a Christian theological perspective, which can be incorporated into congregational songs at the Gereja Toraja Mamasa. The method used is a qualitative approach, with data collection through interviews. The results show that the Bulu Londong Dance conveys the importance of every congregation member always being aware of human limitations, so that in all aspects oflife they rely on God and always give thanks in all circumstances. Keywords: Church Music; Inculturation; Bulu Londong, Gereja Toraja Mamasa.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Depositing User: | am andarias m. |
Date Deposited: | 11 Aug 2025 11:29 |
Last Modified: | 11 Aug 2025 11:37 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4875 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |