Randa, Gusti (2012) Pattepakan: Analisis Teologis tentang Pendidikan Nilai Berbasis Ritual Pattepakan di Kecamatan Simbuang. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
gusti_hd_w.docx Download (108kB) |
|
Text
gusti_bab_1_w.docx Download (15kB) |
|
Text
gusti_bab_2_w.docx Download (42kB) |
|
Text
gusti_bab_3_w.docx Restricted to Repository staff only Download (83kB) | Request a copy |
|
Text
gusti_bab_4_w.docx Restricted to Repository staff only Download (22kB) | Request a copy |
|
Text
gusti_bab_5_w.docx Download (9kB) |
|
Text
gusti_dp_w.docx Download (8kB) |
|
Text
gusti_lp_w.docx Download (73kB) |
|
Text
gusti_cv_w.docx Download (13kB) |
Abstract
Gusti Randa. Judul Skripsi Pattepakan, dengan Sub Judul Analisis Teologis Tentang Pendidikan nilai berbasis ritual Pattepakan di Kecamatan Simbuang. Pattepakan adalah sebuah ritual penghapusan dosa yang dinamakan ma’rambu langi'(ma’rambu=mengasap\; Langi —Langit) artinya menyatakan kesalahan yang besar jika terjadi perbuatan asusila (perzinahan) dalam lingkungan kecamatan Simbuang dengan kurban persembahan kerbau dan babi. Ritual pattepakan ini dilaksanakan sesuai dengan aturan aluk, adat dan kebudayaan di Simbuang. Pelaksanaaan ritual pattepakan ini diwujudnyatakan dalam tindakan pemotongan kerbau/babi secara tidak wajar yakni dengan melepaskan kerbau/babi terlebih dahulu, kemudian di kejar oleh sekelompok orang dengan membawa parang sampai kerbau/babi itu terbunuh (di tepak). Jumlah kerbau/babi yang dikorbankan dalam ritual pattepakan umumnya satu ekor saja, tetapi kadang-kadang disesuaikan dengan seberapa dekat hubungan darah juga status sosial seseorang yang melakukan perbuatan yang tidak bermoral (asusila) tersebut. Pelaksanaan ritual Pattepakan sarat dengan nilai-nilai Aluk, adat dan budaya. Pattepakan (sebagai hasil karya/budaya yang lahir dari kesepakatan masyarakat Simbuang) tidak hanya itu saja, Pattepakan juga dimaknai sebagai sarana untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (tanggung jawab, keadilan, dan kasih) sehingga masyarakat dalam Lembang (lingkungan) Simbuang tidak merasa di tekan oleh aturan-aturan adat tetapi melihat aturan itu sebagai petunjuk dalam menggapai kehidupan yang lebih baik di Simbuang. Pada prinsipnya Injil tidak bisa dilepaskan dari Aluk, adat dan budaya yang ada di Simbuang, karena Injil tidak bisa teresapi/didalami dengan baik tanpa melalui penghayatan yang didasarkan pada kearifan-kearifan lokal. Dan salah satu dari kearifan lokal itu adalah ritual Pattepakan seperti yang di lakukan di Simbuang.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible |
Depositing User: | S.I.Pust sarmita sumule |
Date Deposited: | 13 Feb 2024 14:05 |
Last Modified: | 30 Jul 2024 08:51 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/334 |
Actions (login required)
View Item |