Paranggai, Selfi (2021) Kajian Teologis Praktis terhadap Ritus Mandaka’ Penaa di Gereja Toraja Jemaat Kurra. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.
Text
selfi_skpp.doc Download (36kB) |
|
Text
selfi_hd.doc Download (244kB) |
|
Text
selfi_kp.doc Download (69kB) |
|
Text
selfi_bab_1.doc Download (50kB) |
|
Text
selfi_bab_2.doc Download (171kB) |
|
Text
selfi_bab_3.doc Restricted to Repository staff only Download (71kB) | Request a copy |
|
Text
selfi_bab_4.doc Restricted to Repository staff only Download (105kB) | Request a copy |
|
Text
selfi_bab_5.doc Download (17kB) |
|
Text
selfi_dp.doc Download (27kB) |
|
Text
selfi_lp.doc Download (67kB) |
|
Text
selfi_cv.doc Download (27kB) |
Abstract
ABSTRAK Selfl Paranggai (2021) menyusun Skripsi dengan judul “Kajian Teologis Praktis terhadap Ritus Mandaka’ Penaa di Gereja Toraja Jemaat Kurra”. Di bawa bimbingan Ibu Sumiati Putri Natalia dan Bapak Frans Paillin Rumbi. Dalam penelitian ini, penulis membahas sebuah ritus yaitu ritus Mandaka’ Penaa yang merupakan suatu kebiasan yang dilakukan oleh masyarakat di Kurra, dimana dalam pelaksanaannya orang yang bersangkutan akan mengaku salah atau menyesali perbuatannya. Ritus ini masih terus- menerus dilakukan hingga saat ini, khususnya di Gereja Toraja Jemaat Kurra Klasis Kurra Denpiku. Tujuan penulisan menguraikan pemahaman Jemaat Gereja Toraja Jemaat Kurra tentang Ritus Mandaka’ Penaa dan menjelaskan ritus Mandaka’ Penaa ditinjau dari segi iman Kristen. Untuk menemukan jawaban dari tujuan tersebut maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, pustaka, observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh informasi bahwa pemahaman warga Gereja Toraja Jemaat Kurra tentang Mandaka’ Penaa adalah suatu rangkaian yang dilakukan masyarakat bagi orang sakit untuk mengakui kesalahan-kesalahannya. Ritus Mandaka’ Penaa sampai saat ini terus dipertahankan dan dipegang teguh oleh masyarakat Kurra, karena memiliki makna yang sangat baik, dan pengakuan Yahudi kristiani tetap perlunya pengakuan dosa tetapi harus diwaspadai untuk tidak menambah bahwa semua dosa adalah akibat dari penyakit karena tidak semua penyakit akibat dari dosa. Jadi ritus Mandaka’ Penaa tetap boleh dilakukan oleh masyarakat Kurra sebagai suatu bentuk perkumpulan doa dimana di dalamnya hubungan antar keluarga, masyarakat kembali diperbaharui, saling mendoakan dan mengaku dosa sama dengan yang lain. Kata kunci: Mandaka’ Penaa, pengakuan dosa, penyakit.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 17 Oct 2024 19:12 |
Last Modified: | 17 Oct 2024 19:12 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/2778 |
Actions (login required)
View Item |