Manusia di Persimpangan: suatu Tinjauan Teologi Praktis Membangun Kemitraan yang Konstruktif antara Gereja dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai Bentuk Tanggung Jawab Global

Ruru, Yosua (2009) Manusia di Persimpangan: suatu Tinjauan Teologi Praktis Membangun Kemitraan yang Konstruktif antara Gereja dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai Bentuk Tanggung Jawab Global. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

[img] Text
yosua_hd.doc

Download (84kB)
[img] Text
yosua_kp.doc

Download (41kB)
[img] Text
yosua_bab_1.doc

Download (114kB)
[img] Text
yosua_bab_2.doc

Download (169kB)
[img] Text
yosua_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (223kB) | Request a copy
[img] Text
yosua_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (251kB) | Request a copy
[img] Text
yosua_bab_5.doc

Download (24kB)
[img] Text
yosua_dp.doc

Download (26kB)

Abstract

ABSTRAK Yosua Ruru, 2009: Judul Manusia Di Persimpangan Sub Judul Suatu Tinjauan Teologi Praktis Membangun Kemitraan yang Konstruktif antara Gereja dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai Bentuk Tanggung Jawab Global. Krisis multi-dimensi yang melanda dunia dewasa ini bukan cuma berdampak pada krisis ekonomi global tetapi juga memunculkan fenomena-fenomena seperti tingkat kecemasan psikologi yang belum bisa dipahami. Ada asumsi bahwa fenomena tersebut disebabkan karena dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun ada juga yang interpretasi bahwa fenomena tersebut akibat kegagalan iman Kristen (gereja) dalam membangun moralitas manusia. Fungsi gereja yaitu memberitakan karya keselamatan Allah atas manusia melalui pengorbanan Yesus Kristus. Dan iman Kristen adalah meyakini hanya melalui Yesus Kristus manusia memperoleh keselamatan dan pengampunan karena hanyalah melalui Dia pendamaian antara Allah dengan manusia yang telah jatuh dalam dosa dapat dipulihkan. Teologi diartikan upaya orang beriman memahami hubungan antara Allah dengan manusia, manusia dengan sesama dan manusia dengan seluruh ciptaan sejauh Allah sendiri menyatakan melalui firmanNya. Gereja diutus ke dalam dunia “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Ini berarti gereja tidak bisa menerima dunia begitu saja karena dalam dunia ada kejahatan, namun tidak serta merta gereja menolak dunia karena dalam dunia terdapat juga kebaikan. Manusia merupakan makhluk yang paradoks merasa paling mulia karena diciptakan sempurna adanya namun di satu sisi merasa makhluk yang paling hina karena kutukan dosa asali. Posisi manusia di persimpangan antara dua pilihan yang dilematis dan dikotomis. Manusia dalam posisi kompleks-oedipus di mana kasih sayang manusia diperebutkan antara Allah dan dunia. Allah realitasnya dapat dijabarkan dalam teologis bersifat mistis profetis namum mutlak. Sedang dunia yang diwakili oleh ilmu pengetahuan dan teknologi bersifat rasional tetapi relatif. Kebersebarangan antara gereja dengan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinakan manusia untuk menjebatani kesenjangan tersebut melaui dialog imajener sebagai wujud tanggung jawab global manusia. Artinya manusia diharuskan mengupayakan antara iman Kristen/gereja dengan ilmu pengetahuan dan teknologi membangun kemitraan yang konstruktif: persekutuan. Dengan kemitraan yang konstruktif antara gereja dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dimungkinkan umat manusia berteologi dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaliknya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berteologi.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 11 Oct 2024 19:42
Last Modified: 11 Oct 2024 19:42
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/2664

Actions (login required)

View Item View Item