Fundamenetalisme versus Pluralisme: suatu Tinjauan Teologis-Sosiologis tentang Fundamentalisme Kristen dalam Perjumpaannya dengan Agama-Agama yang lain di Indonesia

Sandra, Adhy (2006) Fundamenetalisme versus Pluralisme: suatu Tinjauan Teologis-Sosiologis tentang Fundamentalisme Kristen dalam Perjumpaannya dengan Agama-Agama yang lain di Indonesia. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
adhy_hd.doc

Download (2MB)
[img] Text
adhy_kp.doc

Download (67kB)
[img] Text
adhy_bab_1.doc

Download (129kB)
[img] Text
adhy_bab_2.doc

Download (859kB)
[img] Text
adhy_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (183kB) | Request a copy
[img] Text
adhy_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (146kB) | Request a copy
[img] Text
adhy_bab_5.doc

Download (24kB)
[img] Text
adhy_dp.doc

Download (52kB)
[img] Text
adhy_cv.doc

Download (8kB)

Abstract

Skripsi ini yang diberi judul “Fundamentalisme Versus Pluralisme44, dengan sub judul “Suatu Tinjauan Teologis - Sosiologis Tentang Fundamentalisme Kristen Dalam Perjumpaannya Dengan Agama-agama Yang Lain Di Indonesia46 merupakan suatu tulisan yang berangkat dari fenomena akan keberadaan agama Kristen dalam konteks pluralisme agama di Indonesia. Keberadaan agama Kristen (gereja) dalam konteks pluralisme agama, sedikit banyaknya dipengaruhi oleh paham eksklusif yang berkembang dalam gereja itu sendiri. Adanya paham ekskusif seperti fundamentalisme membuat gereja/umat Kristen tertutup terhadap penganut agama lain. Ketertutupan ini didasarkan pada ayat-ayat dalam Alkitab yang bersifat eksklusif (bnd. Yoh.l4:6) yang dengan sendirinya membuat kaum fundamentalis mengkaim bahwa agama kristenlah yang benar, di luar agama Kristen tidak ada kebenaran. Lewat tulisan ini, gereja (umat Kristen) khususnya penganut fundamentalisme diajak untuk menyadari dan memahami bahwa hidup dalam konteks pluralisme agama diperlukan sikap terbuka untuk saling memberi dan menerima atau dengan kata lain keberadaan orang Kristen adalah untuk ”orang lain1’ (pro-eksistcnsi). Uraian dalam skripsi ini memberikan penekanan bahwa paradigma berpikir pluralisme memberi jaminan bahwa keidentitasan masing-masing agama tidak akan hilang (merelatifkan iman Kristen) sebagaimana dikhawatirkan oleh kaum fundamentalis. Dengan adanya keterbukaan dengan agama lain, maka umat Kristen akan menampakkan keidentitasannya yakni kasih. Keterbukaan yang dilandasi oleh kasih, kemanusiaan dan Pancasila sebagai dasar bangsa Indonesia, maka gereja (umat Kristen) akan dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan umat beragama lain. Akhirnya, Penulis menyimpulkan bahwa bila gereja (umat Kristen) ingin eksis, maka gereja harus berani keluar dari keterisolasiannya dengan cara mengembangkan dialog antar umat beragama yang didasarkan atas kasih, dan rasa kemanusiaan. Dengan demikian maka fundamentalisme dalam gereja dapat dihambat pertumbuhannya, disamping gereja juga tidak terkondisikan untuk menjadi reaktif.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Depositing User: ap sarmita sumule
Date Deposited: 09 Jul 2024 14:22
Last Modified: 26 Jul 2024 06:15
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1676

Actions (login required)

View Item View Item