Analisis Teologis Sosiologis tentang Penyebab Konflik dalam Gereja Perpecahan Gereja Toraja Jemaat-jemaat di Hoyane Klasis Seko Embonatana dan Dampak Terhadap Kehidupan Berjemaat

Suba, Obil (2013) Analisis Teologis Sosiologis tentang Penyebab Konflik dalam Gereja Perpecahan Gereja Toraja Jemaat-jemaat di Hoyane Klasis Seko Embonatana dan Dampak Terhadap Kehidupan Berjemaat. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
obil_hd.doc

Download (1MB)
[img] Text
obil_kp.doc

Download (124kB)
[img] Text
obil_bab_1.doc

Download (115kB)
[img] Text
obil_bab_2.doc

Download (496kB)
[img] Text
obil_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (91kB) | Request a copy
[img] Text
obil_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (127kB) | Request a copy
[img] Text
obil_bab_5.doc

Download (66kB)
[img] Text
obil_dp.doc

Download (41kB)
[img] Text
obil_cv.doc

Download (7kB)

Abstract

Obil Suba, menulis KONFLIK dalam GEREJA (Analisis Teologis-Sosiologis Tentang Penyebab Perpecahan Gereja Toraja Jemaat-jemaat di Hoyane Klasis Seko Embonatana dan Dampak Terhadap Kehidupan Berjemaat) Munculnya ide untuk menulis skripsi ini dilatar belakangi kebingungan dan keprihatinan melihat penomena-penomena yang terjadi dalam diri gereja itu sendiri dengan bermunculannya konflik dalam gereja, berdirinya denominasi gereja-gereja, terlebih ada gereja yang sama berdiri dalam lingkup yang tidak memungkinkan untuk mendirikan gereja yang sama, tapi entah kenapa hal itu bisa terjadi. Sebuah pergumulan gereja yang tidak pernah terselesaikan ketika organisasi gereja mau menglaim bahwa doktrinnyalah yang paling benar, dan ajaran organisasi lain salah, bahkan lebih lagi ketika menghasut orang lain untuk mencari pertambahan anggotanya karena menganggap bahwa apa yang diajarkan adalah kebenaran yang sejati/mutlak. Sehingga gereja dalam perkembangannya tidak lepas dari tantangan baik dari luar maupun dari dalam gereja itu sendiri. Kehadiran gereja justru membuat manusia menjadi bingung dan tidak tahu mana Allah sesungguhnya yang layak disembah kehadiran gereja justru membuat Kristus menjadi absrak, orang yang mengaku pengikut Kristus justru sering bertikai. Sedangkan Yesus kitika Ia akan meninggalkan murid-murid-Nya, berdoa agar mereka menjadi satu (bdn Yoh. 17:21). Namun harapan dan kerinduan itu sampai saat ini belum kunjung tiba karena ulah gereja-gereja itu sendiri. Ternyata bahwa yang menjadi sentral manusia adalah diri sendiri dan Allah hanya dijadikan alat untuk mencapai keinginan itu. Gereja sering mengalami pertikain yang berakibat pada perpecahan, mengenai konflik yang terjadi dalam Alkitab dan seterusnya hal itu terjadi karena dalam diri manusia setelah kejatuhan manusia telah dikuasai oleh dosa sehingga bibit- bibit perpecahan tetap ada pada diri manusia itu, gereja kadang tidak mengerti arti persekutuan yang sebenarnya sehingga perpecahan itu tetap saja terjadi. Walaupun Allah senantiasa mengumpulkan manusia yang telah jatuh kedalam dosa itu, akan tetapi iblis yang selalu mengacau juga selalu mau mengacaukan pekerjaan Tuhan untuk mengumpulkan gereja itu. Karena iblis mempunyai kekuasaan atas manusia, oleh karena manusia telah memilih mengikut dia. Walaupun manusia sering berselisih namun Allah tidak membiarkan gereja-Nya lenyap, sekalipun manusia penuh dengan dosa, namun dipanggil dan dikumpulkan Tuhan, dipilih menjadi umat-Nya. iv

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
Depositing User: mahasiswa mahasiswa
Date Deposited: 21 Jun 2024 19:01
Last Modified: 29 Jul 2024 10:48
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1531

Actions (login required)

View Item View Item