Perintah Allah atau Adat Istiadat: Kajian Hermeneutik Matius 15:1-3 dan Implikasinya bagi Gereja Masa Kini

Asril, Gidion (2019) Perintah Allah atau Adat Istiadat: Kajian Hermeneutik Matius 15:1-3 dan Implikasinya bagi Gereja Masa Kini. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
gidion_pc_or.doc

Download (15kB)
[img] Text
gidion_hd.doc

Download (153kB)
[img] Text
gidion_kp.doc

Download (64kB)
[img] Text
gidion_bab_1.doc

Download (137kB)
[img] Text
gidion_bab_2.doc

Download (261kB)
[img] Text
gidion_bab_3.doc
Restricted to Repository staff only

Download (180kB) | Request a copy
[img] Text
gidion_bab_4.doc
Restricted to Repository staff only

Download (39kB) | Request a copy
[img] Text
gidion_bab_5.doc

Download (14kB)
[img] Text
gidion_dp.doc

Download (31kB)
[img] Text
gidion_lp.doc

Download (1MB)
[img] Text
gidion_cv.doc

Download (32kB)

Abstract

Gidion Asril, Jurusan Teologi Kristen, Judul : Perintah Allah atau Adat Istiadat: Sub Judul : Kajian Hermeneutik Matius 15:1-3 dan Implikasinya bagi Gereja Masa Kini. Pembimbing I : Yohanes K. Susanta, M.Th, pembimbing II : Erwin Bunga Sapan, M.Pd. Kata Kunci: Perintah Allah, Yesus, adat istiadat, orang Farisi, ahli Taurat. Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk menguraikan maksud dari teks Injil Matius 15:1-3 tentang perintah Allah dan Adat Istiadat Yahudi dan implikasinya bagi gereja masa kini mengenai ungkapan Yesus dalam teks tersebut. Penulis memulai dengan memaparkan gambaran umum Kitab Injil Matius dan melakukan studi hermeneutik teks Matius 15:1-3 dengan menggunakan pendekatan Gramatikal dan Historis. Selanjutnya memaparkan bagaimana seharusnya gereja masa kini memahami tentang kedudukan Injil dan adat istiadat, atau tradisi nenek moyang berdasarkan ungkapan Yesus dalam teks tersebut. Agar jemaat dapat memahami dengan baik tentang perintah Allah dan adat istiadat nenek moyang berdasarkan teks Matius 15:1-3. Tulisan ini dilatar belakangi oleh ungkapan Yesus yang seolah-olah mau meniadakan adat Istiadat dengan menganggap Oran-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat melanggar perintah Allah demi adat istiadat mereka. Hal ini juga dapat menimbulkan pandangan Greja masa kini bahwa adat istiadat bertentangan dengan perintah Tuhan. Namun bagi penulis adat istiadat merupakan jati diri sebuah suku atau bangsa, oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang maksud ungkapan Yesus dalam teks Injil Matius 15:1-3 dan menemukan implikasi Bagi gereja masa kini. Setelah melakukan penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa, ungkapan Yesus bukan untuk menolak adat istiadat orang Yahudi, melainkan menolak cara orang- orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat dalam menjalankan adat istiadat mereka yang selalu mencari keuntungan untuk diri mereka. Oleh karena itu penulis berharap bahwa gereja masa kini dapat memahamai, bahwa perintah Allah dan adat istiadat yang tidak bisa dicampur adukkan. Adat istidat tidak bisa mengontrol Firman Tuhan, tetapi sebaliknya, Injil atau Firman Tuhan itulah yang harus mengontrol adat istiadat sehingga ketika ada adat istiadat yang tidak sesuai dengan Injil atau Firman Tuhan, itu harus perlahan untuk ditinggalkan. Oleh karena itu Tugas gereja adalah mentransformasikan nilai-nilai injil kedalam pelaksanaan adat istiadat.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Depositing User: Andarias Manting
Date Deposited: 25 May 2024 08:39
Last Modified: 29 Jul 2024 10:18
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1282

Actions (login required)

View Item View Item