Pantaan: suatu Tinjauan Teologis-Sosiologis terhadap Sikap Warga Jemaat Lempo Poton Klasis Pangala' Mengenai Pantaan sebagai Bagian dari Ritual Rambu Solo'

Boro, Pither (2008) Pantaan: suatu Tinjauan Teologis-Sosiologis terhadap Sikap Warga Jemaat Lempo Poton Klasis Pangala' Mengenai Pantaan sebagai Bagian dari Ritual Rambu Solo'. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
pither_hd.docx

Download (62kB)
[img] Text
pither_kp.docx

Download (14kB)
[img] Text
pither_bab_1.docx

Download (20kB)
[img] Text
pither_bab_2.docx

Download (57kB)
[img] Text
pither_bab_3.docx
Restricted to Repository staff only

Download (30kB) | Request a copy
[img] Text
pither_bab_4.docx
Restricted to Repository staff only

Download (24kB) | Request a copy
[img] Text
pither_bab_5.docx

Download (17kB)
[img] Text
pither_dp.docx

Download (17kB)
[img] Text
pither_lp.docx

Download (36kB)
[img] Text
pither_cv.docx

Download (5kB)

Abstract

Budaya atau adat istiadat merupakan salah satu realitas yang masih terus menerus digumuli oleh gereja Toraja dalam rangka perjumpaan Injil dan Budaya, bagaimana mengintegrasikan injil dalam kebudayaan Toraja. Salah satu budaya Toraja yang masih digumuli oleh Gereja Toraja secara khusus Jemaat Lempo Poton Klasis Pangala’ adalah Pantaan atau Pembagian daging. Pantaan atau adat pembagian daging merupakan salah satu bagian dari ritual Rambu Solo' atau upacara kematian, yang juga merupakan warisan dari Aluk Todolo. Kebudayaan Aluk Todolo selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan bertentangan dengan injil, demikian halnya dengan Pantaan. Dalam perkembangan selanjutnya pantaan telah menyebabkan permasalahan dalam jemaat secara khusus Jemaat Lempo Poton Klasis Pangala’. Akibat masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pantaan ini, muncul dua kelemahan dalam Jemaat Lempo Poton menyikapi pantaan yaitu sikap penolakan dan sikap menerima yang cenderung kepada sikap dualisme.Gereja Toraja yang hidup dalam realitas, bertanggungjawab untuk menjawab permasalahan ini. Dalam hal ini Gereja Toraja bersikap kritis terhadap realitas di sekitarnya. Telah banyak upaya yang dilakukan Gereja Toraja diantaranya kontekstualitas dan transformasi namun upaya itu belum cukup menjawab permasalahan tersebut. Dalam skripsi ini ada alternatif pendekatan yang ditawarkan yaitu dengan memakai pendekatan ’’mendengar budaya”, menemukan Kristus dalam budaya. Tidak berarti bahwa kontekstualisasi dan transformasi telah gagal, namun dalam rangka menjawab pergumulan antara injil dan budaya, ada baiknya terlebih dahulu mendengarkan budaya kemudian diadakan kontekstualisasi lalu ditransformasikan sesuai dengan nilai-nilai iman kristen.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BT Doctrinal Theology
Depositing User: Andarias Manting
Date Deposited: 13 Apr 2024 19:01
Last Modified: 29 Jul 2024 14:29
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1064

Actions (login required)

View Item View Item