Lino, Nency Rannu (2015) Gelar Anak Manusia: suatu Studi Teologis tentang Konsep Anak Manusia dalam Zaman Intertestament dan Kaitannya dengan Perjanjian Baru. Masters thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.
![]() |
Text
nency_hd.pdf Download (641kB) |
![]() |
Text
nency_kp.pdf Download (438kB) |
![]() |
Text
nency_bab_1.pdf Download (457kB) |
![]() |
Text
nency_bab_2.pdf Download (815kB) |
![]() |
Text
nency_bab_3.pdf Restricted to Repository staff only Download (681kB) | Request a copy |
![]() |
Text
nency_bab_4.pdf Restricted to Repository staff only Download (447kB) | Request a copy |
![]() |
Text
nency_dp.pdf Download (400kB) |
![]() |
Text
nency_cv.pdf Download (424kB) |
Abstract
Nency Rannu Lino, 2015. Suatu Studi Teologis tentang Konsep Anak Manusia dalam Zaman Intertestament dan Kaitannya dengan Perjanjian Baru. Tesis, Jurusan: Theologia. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri, Toraja. Pembimbing 1: Pdt. Dr. Tertius Y. Lantigimo. Pembimbing 2: PdL Dr. A.S. Tanggulungan, M.Si. Kata kunci: Gelar Anak Manusia. Pertama, bahwa gelar ini menurut para ahli adalah gelar yang sangat bebas di gunakan pada waktu itu, siapa saja bisa menggunakannya dan gelar ini tidak dapat dikenakan kepada Yesus yang mempunyai tugas khusus di bumi. Kedua, tidak ada orang yang pernah menunjuk Yesus sebagai Anak Manusia. Ketiga, tidak ada bukti dalam Kisah Para Rasul atau surat-surat gereja mula-mula yang menyebut Yesus Anak Manusia. Sebagian lagi berpendapat bahwa istilah ‘Anak Manusia’ menunjuk pada tokoh supernatural, sosok apokaliptik dan pertama kali diterapkan pada Yesus oleh jemaat mula-mula, yang ditandai dengan keyakinan mereka bahwa Yesus adalah tokoh dari puncak apokaliptik. Pendapat yang lain mengatakan bahwa ini hanya perkataan Yesus yang menunjuk diri-Nya sendiri, idiom untuk kata ganti orang pertama — “aku” atau “saya” sebagai indikasi yang lebih spesifik dari diri-Nya sebagai seorang manusia lemah. Bapa Gereja memahami bahwa istilah Anak Manusia merujuk terutama untuk kemanusiaan Yesus. Yesus adalah manusia - Ilahi, Anak Allah dan Anak Manusia. Ungkapan sebagian para ahli pun bahwa istilah atau gelar Anak Manusia dianggap sebagai Jesus Self — Designation (Yesus menggunakan istilah untuk menunjuk diri-Nya), berbeda dengan gelar Mesias yang sebenarnya dikenakan kepada Yesus oleh murid-murid atau gereja mula-mula, karena itu perlu untuk diselidiki apa konsep yang dipahami oleh orang Israel saat itu tentang Anak Manusia dalam Perjanjian Lama, pada zaman periode Intertestament dan dalam Perjanjian Baru. Apa latar belakang di balik gelar tersebut? Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menelaah dan meneliti istilah ini dan meluruskan kesalahpahaman yang berkembang selama ini. Metode yang digunakan adalah metode teologis. Kesimpulan yang dapat ditarik dari dalam tesis ini adalah Gelar Anak Manusia juga terdapat dalam Perjanjian Lama, tapi arti yang digunakan adalah arti denotatif, tidak punya konotasi lain. Sedangkan pada zaman intertestament, Perumpamaan Henokh dan IV Ezra merujuk kepada Kitab Daniel. Dan Kitab Daniel 7 sejajar dengan Kitab Wahyu 1:13 dan 14:14 di mana Anak Manusia itu adalah Yesus Kristus. Dan dalam pengertian Yesus, Anak Manusia khususnya berhubungan dengan penghakiman (Mat 25:31-46; Yoh. 5:27).
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 05 Feb 2025 20:11 |
Last Modified: | 05 Feb 2025 20:11 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4321 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |