Untanda Bulaan: Membaca Fenomena Astrologi sebagai Orientasi Kehidupan Masyarakat dalam Korespondensinya dengan Pengakuan Gereja Toraja, di Jemaat To’yasa Riu, Klasis Sesean

Triseptyadi P., Wendi (2024) Untanda Bulaan: Membaca Fenomena Astrologi sebagai Orientasi Kehidupan Masyarakat dalam Korespondensinya dengan Pengakuan Gereja Toraja, di Jemaat To’yasa Riu, Klasis Sesean. Masters thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
wendi_skpp.pdf

Download (75kB)
[img] Text
wendi_hd.pdf

Download (371kB)
[img] Text
wendi_kp.pdf

Download (369kB)
[img] Text
wendi_bab_1.pdf

Download (333kB)
[img] Text
wendi_bab_2.pdf

Download (466kB)
[img] Text
wendi_bab_3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (343kB) | Request a copy
[img] Text
wendi_bab_4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (406kB) | Request a copy
[img] Text
wendi_bab_5.pdf

Download (217kB)
[img] Text
wendi_dp.pdf

Download (306kB)
[img] Text
wendi_cv.pdf

Download (204kB)

Abstract

Wendi Triseptyadi P (2024): Untanda Bulan: Membaca Fenomena Astrologi sebagai Orientasi Kehidupan Masyarakat dalam Korespondensinya dengan Pengakuan Gereja Toraja, di Jemaat To’Yasa Riu, Klasis Sesean Tujuan dari kajian tesis ini adalah untuk mengetahui dan mengeksplorasi makna dan nilai tradisi Untanda Bulan dan hubungannya dengan kekristenan secara khusus dalam Pengakuan Gereja Toraja. Latar belakang dari pengkajian tesis ini dengan mengamati situasi dan kondisi dalam kehidupan jemaat di To’yasa Riu, Sesean yang masih sangat kental dan masif dengan tradisi mereka yang secara khusus Untanda Bulan yang menjadi orientasi utama masyarakat dalam melaksanakan aspek kehidupan mereka. Jika berpreseden dari Pengakuan Gereja Toraja yang melarang manusia untuk menyembah benda-benda penerang, begitu juga dengan Calvin yang mengatakan orang yang menekuni astrologi adalah orang tolol, dan Gereja Toraja sendiri merupakan gereja dengan beraliran calvinis yang tentunya teologinya dari teologi calvin. Dengan kontradiksi tersebut, penulis ingin menemukan nilai dan makna dibalik tradisi tersebut untuk dapat berinterpretasi sebagaimana mestinya yang sesuai dengan Firman Tuhan. Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan metode penelitian lapangan serta teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dan dokumentasi. Secara spesifik penulis menggunakan pendekatan metode penelitian yang bersifat fenomenologi yang merupakan metode yang tepat dalam mengkaji fenomena tradisi tersebut. Adapun hasil penelitian yang didapatkan dilapangan dengan metode penelitian yang dilakukan adalah: 1) tradisi untanda bulan merupakan suatu tradisi yang dilegasikan secara turun-temurun dan juga bersifat inklusif. 2) tradisi untanda bulan masih kental bagi masyarakat To’yasa Riu karena tradisi tersebut menyangkut aspek-aspek kehidupan mereka. 3) Dalam pemahaman masyarakat di Jemaat To’yasa Riu bahwa mereka tidak sedang menyembah benda penerang karena mereka menganggap alam merupakan bagian dari mereka (sangserekan) yang berorientasi dari konsep penciptaan. 4) Dalam hubungannya dengan Pengakuan Gereja Toraja ditemukan bahwa tidak bertentangan. Kata Kunci: Untanda Bulan, Astrologi, Pengakuan Gereja Toraja, Korespondensi Abstract Wendi Triseptyadi P (2024): Untanda Bulan: Membaca Fenomena Astrologi sebagai Orientasi Kehidupan Masyarakat dalam Korespondensinya dengan Pengakuan Gereja Toraja, di Jemaat To’Yasa Riu, Klasis Sesean The purpose of this thesis study is to know and explore the meaning and value of the tradition of the moon and its relation to christianity. Specifically in Toraja’s Church confession. The background of the study. The thesis was by observing the circumtances and conditions in the lives of the congregations in To’Yasa Riu, the still very thick and massive sesean with their tradition that are particulary central to the month that is the principal orientation of the society in accomplishing this aspect of their lives. If precedent is the Toraja Church confession for bidding humans to worship luminaries, so does Calvin who says of the person involved astrology is a fool, and the church of Toraja it self is a church with Calvinist, of course in the its theological way from Calvin’s Theology in the contradictions, the writer wanted to discover the value and meaning behind the tradition in order to translate properly according to the word of the Lord. The problem is addressed by means of qualitative research methods using field research methods and data collection techniques through observation and interviews and documentation. Specifically the wrieter uses a phenomenological method of research that is the appropriate method of studying this phenomenon. As for the research obtained on the field with the research method done, it is: 1) the untanda bulan tradition the moon is an time-tested tradition and is also inclusive. 2) the tradition of the moon still thickening to the people To’Yasa Riu because they involve aspects of their lives. 3) in the understanding of the people in the congregation To’Yasa Riu that they are not worshiping luminaries because they consider nature to be part of them orientation of the concept of creation. 4) in relation to Toraja’s recognition it is found that it is not contradictory. Keywords: Untanda Bulan, Astrology, Toraja Church Recognition, Correspondence.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 17 Jan 2025 13:28
Last Modified: 17 Jan 2025 13:34
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4069

Actions (login required)

View Item View Item