Analisis Nilai-nilai dalam Tradisi Mero’ dan Implikasinya Bagi Pendidikan Kristen di Lembang Pondingao’

Datu, Elma Lewan (2024) Analisis Nilai-nilai dalam Tradisi Mero’ dan Implikasinya Bagi Pendidikan Kristen di Lembang Pondingao’. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.

[img] Text
elma_skpp.pdf

Download (41kB)
[img] Text
elma_hd.pdf

Download (285kB)
[img] Text
elma_kp.pdf

Download (216kB)
[img] Text
elma_bab_1.pdf

Download (375kB)
[img] Text
elma_bab_2.pdf

Download (559kB)
[img] Text
elma_bab_3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (472kB) | Request a copy
[img] Text
elma_bab_4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (477kB) | Request a copy
[img] Text
elma_bab_5.pdf

Download (317kB)
[img] Text
elma_dp.pdf

Download (309kB)
[img] Text
elma_lp.pdf

Download (433kB)
[img] Text
elma_lp2.pdf

Download (293kB)

Abstract

ELMA LEWAN DATU (10120207600) menyusun Skripsi dengan Judul Analisis Nilai-nilai Dalam Tradisi mero’ dan Implikasinya bagi pendidikan Kristen, di bawa bimbingan bapak Dr. Frans Paillin Rumbi M.Th. dan Bapak Setblon Tembang S.Pd., M.Th. Mero’ di Lembang Pondingao’ adalah sebuah tradisi yang suda menjadi kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat terutama pada keluarga yang sedang mengalami dukacita dimana keluarga tidak memakan nasi ketika ada keluarga yang meninggal dunia. Tradisi ini pada dasarnya hanya dilakukan oleh penganut aluk todolo, tetapi karean berkembangnya Agama di dalam masyarakat yaitu Agama Kristen maka tradisi mero’ tersebut dilakukan juga oleh penganut Agama Kristen dengan alasan bahwa itu suda menjadi kebiasaan-kebiasaan orang Tua pada aluk todolo dalam sebuah masyarakat dan suda menjadi larangan jika budaya tersebut dilanggar oleh penganut agama Kristten.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai dalam tradisi mero’ yang dilaksanakan oleh masyarakat Lembang Pondingao’ dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi kehidupan iman Kristen. Melalui metode observasi dan wawancara penelitian menemukan bahwa tradisi mero’ melibatkan pantangan memakan nasi dan penggunaan simbol-simbol tertentu, seperti pakaian hitam dan simbol lainnya. Tradisi ini dimulai segera setelah kematian dan berakhir setelah pemakaman, dengan pemotongan ayam sebagai tanda berakhirnya masa berkabung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mero’ tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mengandung nilai-nilai kesabaran, keikhlasan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap mendiang. Masyarakat yang terlibat dalam tradisi ini saling membantu dalam persiapan upacara dan menunjukkan solidaritas melalui gotong royong. Meskipun tidak semua anggota masyarakat melaksanakan tradisi ini, mereka tetap menghormati keluarga yang berduka dengan cara memberikan dukungan moral dan materi. Penelitian ini memberikan wawasan tentang pentingnya tradisi dalam menjaga hubungan sosial dan budaya di masyarakat Lembang Pondingao’. Kata kunci: Duka cita, nilai-nilai ritual, ritual, tradisi mero’ ABSTRACT ELMA LEWAN DATU (10120207600) composed a thesis titled Analysis of Values in the Mero’ Tradition and Its Implications for Christian Education, under the guidance of Dr. Frans Paillin Rumbi, M.Th., and Setblon Tembang, S.Pd., M.Th. Mero’ in Lembang Pondingao’ is a tradition that has become a customary practice carried out by the community, especially among families experiencing grief, where they refrain from eating rice when a family member passes away. This tradition was originally practiced by adherents of Aluk Todolo, but with the development of Christianity within the community, the Mero’ tradition is also practiced by Christians. This is because it has become a customary practice passed down from the elders of Aluk Todolo within the community and is considered a taboo if violated, even by Christian adherents.This study aims to analyze the values embedded in the Mero’ tradition as practiced by the people of Lembang Pondingao’ and how these values influence Christian faith life. Through observation and interviews, the research found that the Mero’ tradition involves abstaining from eating rice and using certain symbols. The tradition begins immediately after death and ends after the funeral, marked by the slaughter of a chicken as a sign of the mourning period's conclusion.The findings reveal that Mero’ is not merely a ritual but also embodies values such as patience, sincerity, togetherness, and respect for the deceased. Community members involved in this tradition assist each other in preparing for the ceremonies and demonstrate solidarity through mutual cooperation (gotong royong). Although not all community members participate in this tradition, they still respect grieving families by providing moral and material support. This study provides insights into the importance of tradition in maintaining social and cultural relationships within the community of Lembang Pondingao’. Keywords: Grief, ritual values, rituals, Mero’ tradition

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 09 Jan 2025 11:22
Last Modified: 09 Jan 2025 11:22
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/3909

Actions (login required)

View Item View Item