Suardana, I Made and Lamba', Djidon (2013) Laporan Hasil Penelitian Reguler 2013 Maksimalisasi Pembentukkan Karakter Pembelajar Mandiri Melalui Pembelajar Berbasis Self Directed Learning di Sekolah dan Keluarga: (Analisis Sistem Penyelenggaraan Pendidikan dan Peran Orang Tua Siswa di Sekolah Lentara Harapan Toraja). Institut Agama Kristen Negeri Toraja, Repository IAKN Toraja. (Unpublished)
![]() |
Text
made_hd.pdf Download (348kB) |
![]() |
Text
made_kp.pdf Download (257kB) |
![]() |
Text
made_bab_1.pdf Download (278kB) |
![]() |
Text
made_bab_2.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
made_bab_3.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
made_bab_4.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
made_bab_5.pdf Download (186kB) |
![]() |
Text
made_dp.pdf Download (174kB) |
Abstract
Sekolah Lentera Harapan (SLFD Toraja saneat menarik untuk diteliti. Alasan mendasar adalah SLH Toraja sedang tampil bagaikan "artis" dunia pendidikan yang sedang “naik daun”. Apalagi jika dikaitkan dengan “jualannya” yang sangat diminati yakni “menu” pendidikan berbasis holistik, yang berkualitas, berintegritas dan berkarakter. Hai itu jelas terbaca dari sajian visi, misi dan keyakinan sekolah tersebut yakni memperjuangkan pendidikan yang berbasis Kristiani dengan sasaran tinggi ilmu, tinggi iman dan berkarakter mulia melalui konsep pendidikan Kristen yang holistik dan berkualitas yang menjangkau seluruh insan Indonesia. Tampil juga dengan mengusung keyakinan bahwa setiao neserta didik adalah pribadi unik, dan dianugerahi Tuhan berbacai notensi dan talenta telah menvebabkan kehadiran SLH Toraja “membius” animo masyaraKat loraja oaiK orang tua maupun peserta belajar itu sendiri berminat dan serius menggumuli untuk meniadi baeian dari sekolah tersebut. Peneliti tertarik melihat secara dekat apakah kehadiran SHL Toraia vane ditahun ke 3 di Toraia benar-benar pendidikan yang sejalan dengan visi, misi pada keyakinan sekolah yang student orieniea. secara khusus vane oeneiiti lihat adalah dinamika pengembangan karakter oemoeiaiar manain oeroasis setr-aireciea learnine ai sekolah dan keluarga, yang anoKusKan paaa upaya menganalisis sistem penyelenggaraan pendidikan, pendekatan belajar, dan peran orang tua siswa di sekolah Lentera Harapan Toraia. Fokus ini menjadi perhatian peneliti karena dari 10 alasan mendasar mengapa SLH Toraja menjadi lokus penelitian menyoal pembentukan karakter pembelajar mandiri, alasan ke tujuh yakni menyoal konsep pendidikan holistik yang diusung SLH Toraja identik dengan memperlengkapi peserta didik bukan saja ketajaman ilmu pengetahuan tetapi juga membekali peserta didik dengan pengembangan karakter mulia, kecerdasan emosional dan spiritual, kemampuan bersosialisasi, sena watak yang peduii terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal inilah yang peneliti adaptasi sebagai bentuk kepercayaan masyarakat Toraja terhadap penyelenggaraan pendidikan di SLH Toraja oinnai mamou memoentuk karakter Kemanuinan peserta belajar, mandiri dalam mangasah ketajaman intelektual juga bertanggung jawab mengasah ketajaman karakter hidup yang didasarkan pada nilai-nilai spiritualitas dan akhlak mulia, sehincca baik disekolah maupun di rumah/di keluarga kesadaran akan kemandirian dan kesiapan peserta didik beradapatasi dengan berbagai tuntutan dan tantangan belajar semakin nyata. Karena itulah penelitian ini mengusung beberapa rumusan masalah yakni: Bagaimanakah sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah Lentara Harapan Toraja terhadan nembentukkan karakter oembeiaiar mandiri peserta didiknya? Bagaimanakah sekolah Lentara Haraoan roraia memaksimalkan pembentukan karakter pembelajar mandiri melalui pendekatan belajar mandiri (self-directed Leaming) di sekolah? Bagaiamanakah peran orang tua murid mendukung upaya Sekolah Lentara Harapan Toraja memaksimalkan pembentukkan karakter pembelajar mandiri melalui pendidikan di keluarga? Sasaran penelitian adalah seluruh komponen Sekolah Lentera Harapan, baik tenaga pendidik (para guru) dan tenaga kependidikan (staf pegawai), peserta didik dan orang tua peserta didik yang ditentukan sebagai pemberi informasi terhadap data yang diharapkan. Karena itulah maka, penelitian ini mengusung topik Maksimalisasi Pembentukkan Karakter Pembelajar Mandiri melalui Pembelajaran Berbasis Self Directed Learninz di Sekolah dan Keluarga, yang difokuskan pada upaya menganalisis sistem nenveiemzearaan oendidikan, pendekatan pembelajaran, dan peran orang tua siswa di sekoiah Lentera Harapan Toraja. Metode penelitian ini yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Rancangan penelitian kualitatif memberi peluang yang tuas untuK menggamoarKan renomena apa adanya juga adanya ruang untuk memahami makna secara holistik dari fenomena tersebut. Peneliti memaksimalkan dua pertimbangan yang mendasari peneliti dalam memilih metode pengumpulan data/informasi yaitu hubungan antara pertanyaan peneliti dan pengumpulan data, dan triangulasi metode yang berbeda (Maxwell, 1996), yang dimungkinkan mengkombinasikan/mengabungkan beberapa teknik yaitu observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan kepustakaan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik validasi data triangulasi untuk menilai atau mengukur keabsahan data, sebagai berikut, triangulasi metode, triangulasi sumber, dan triangulasi situasi. Analisis data kualitatif dilakukan secara simultan dengan proses pengumpulan data on going analysis. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan proses antara lain: Pertama, pemetaan dan kategorisasi data dan r-umeKStuaiisasi aata. aeieian aata dikategorisasikan, maka peneliti berusaha untuk melakukan analisis guna memahami data didalam konteksnva denean menggunakan berbagai metode untuk mengiaenuriKasiKan nuoungan antara unsur-unsur data yang berbeda (Atkinson 1992; Mishler, 1986; dikutip dari Maaxwell, 1996) dimana hal ini merupakan bagian substansi dari upaya membangun pemahaman dan pemaknaan terhadap data dan informasi yang ada secara induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dari tiga hal yang menjadi sorotan penelitian yakni sistem pengeloaan pendidikan, pembentukan karakter pembelajar mandiri melalui peran guru dan orang tua, maka berdasarkan observasi, studi dokumentasi dan kegiatan wawancara dapat dipetakan dalam tiga pengukuran yakni dari pengukuran berdasarkan sajian profil sistem pengelolaan pendidikan SLH Toraja terhadap pembentukkan karakter pembelajar mandiri, pengukuran berdasarkan tahapan pembentukan karakter pembelajar mandiri dan bentuk-bentuk pengembangan karakter pembelajar mandiri siswa-siswi SLH Toraja dan pengukuran berdasarkan dukungan orang tua siswa terhadap pengembangan karakter pembelajar mandiri siswa-siswi SLH Toraja. Pengukuran berdasarkan sajian profil sistem pengelolaan pendidikan SLH Toraja terhadap pembentukkan karakter pembelajar mandiri dapat disajikan sebagai berikut: pertama, jika dilihat dari sudut latar historis, kehadiran SLH Toraja yang bekerjasama dengan YPKT mengelola SMP Kristen Rantepao, turut menguatkan animo masyarakat Toraja mempercayakan anak-anaknya dididik dan dibina di SLH Toraja, hal ini meniadi kekuatan mendasar terbangunnya pendidikan yang mengintegrasikan daya dukuna internal dan eksternal basi keoerhasilan pembentukan karakter pembelajar mandiri anak di SLH Toraja. Kedua, jika ditelusuri dari rekam jejak kepemimpinan dan manajemen sekolah SHL Toraja sangat potensial dan terakur pada pencapain hasil yang diharapkan untuk menghasilkan pendidikan PerKualitas, beriman dan berkarakter iiahi. Hal ini didukung sistem kepemimpinan sekolah yang modem, pemimpin yang kapabel serta dikawal dengan kekuatan manajemen sekolah terpusat dan menyeluruh, sehingga setiap kebijakan selalu terkait dengan sistem yang telah dipercaya mampu menghasilkan output pendidikan yang diharapkan. Ketiga jika dicermati dari profil pengembangan layanan pendidikan, kurikulum dan sarana prasarana, maka SLH Toraja sangat serius dengan berbagai pengembangan layanan pendidikan, mulai dari peningkatan kualitas secara fisik sampai pada konten yang menghadirkan layanan pendidikan yang memanusiakan manusia, yang kokoh mengetjakan irama pendidikan fokus pada peserta didik, fokus pada pembentukan karakter. Hal ini sangat prinsip bagi pengembangan karakter pembelajar mandiri. Keempat, jika merajuk pada profil pendidik dan program pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan, maka SLH Toraja mengusung “hukum” bahwa setiap guru, tenaga kependidikan, siswa adalah bagian yang utuh dari keberhasilan semuanya yang juga adalah keberhasilan SLH Toraja. Istiiah yang seiaiu '‘'digaungkan” adalah setiap pendidik, juga siswa dibangun untuk melihat diri selalu dalam kapasitas menyeluruh sebagai bagian dari SLH Toraja. Sedangkan dari program pemberdayaan pendidik, SLH Toraja adalah bagian dari sistem pemberdayaan pendidik berskala nasional di bawah “komando” YPH yang memiliki program pemberdayaan holistik yang bersifat periodik, di samping memang SLH Toraja sendiri telah memiliki garis pemberdayaan internal yang juga “mumpuni”. Hal ini sangat prinsip bagi pengembangan karakter pembelajar mandiri peserta didik. Kelima, jika melihat keberadaan peserta didik, maka peserta didik SLH Toraja adalah peserta didik yang telah dianggap layak mengikuti segala kegiatan pembelajaran dan memiliki kemampuan untuk membangun ritme “kehidupan sekolah” yang penuh tantangan, perjuangan, bahkan “dibiasakan berhadapan dengan kesulitan” namun penuh juga dengan perhatian, bimbingan, kepercayaan, kasih sayang, sehingga peserta didik nampak “a/ home al school". Hal ini sangat prinsip dalam pembentukan karakter pembelajar mandiri. Pengukuran berdasarkan tahapan pembentukan karakter pembelajar mandiri dan bentuk-bentuk pengembangan karakter pembelajar mandiri siswa-siswi SLH Toraja dapat disajikan sebagai berikut: pertama, jika disoroti dari ada tidaknya tahapan pembentukan karakter pembelajar mandiri di SLH Toraja, karena itu berdasarkan kajian teori tentang 5 tahapan pembentukkan Self Directed Learning pada peserta didik yang dapat ditelusuri realitasnya pada setiap pembelajaran di SLH Toraja, maka dapat diposisikan bahwa, siswa-siswi di SLH Toraja telah dididik untuk mampu berpikir secara mandiri, telah dididik belajar memanejemen diri, telah dibangun kemampuan perencanaan diri, dan peserta didik telah menempuh proses belajar mandiri dengan memilih hasil belajar mereka sendiri dan memutuskan apa yang akan mereka pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya. Kedua, jika ditelusuri bagaimana bentuk-bentuk pengembangan Karakter Pembelajar Mandiri siswa-siswi SLH Toraja, merajuk pada analisis pembelajaran mandiri menurut Gibbons, dapat diposisikan bahwa, peserta didik SLH Toraja mampu mengontrol banyaknya pengalaman belajar yang terjadi secara mandiri meskipun masih dalam lingkup berbagai instruksi dan dinamika pembelajaran terpimpin. Siswa-siswi SLH secara mandiri dan dalam dinamika keiomnok telan menunjukkan adanya perkembangan keahlian sebagai keutuhan oemoeiaiaran vana rerintegrasi antara teori dan praktek. Siswa-siswi SLH dalam pembelajaran memiliki semangat mengubah diri pada kinerja/performansi yang paling baik dalam setiap harinya. Merujuk soal manajemen diri, siswa-siswi SLH Toraja dapat mengekspresikan kontrol dirinya dengan mencari dan membuat komitmen, minat dan aspirasi diri. Siswa-siswi SLH Toraja telah mengeijakan perubahan yang signifikan soal mengatur waktu, sudah sangat baik, mereka menunjukkan kerajinan dan semakin tepat waktu, dan ada kesenangan peserta didik untuk mengikuti segala kegiatan di sekolah, yang menandakan bahwa mereka sangat memprioritaskan kegiatan pembelajaran mereka di sekolah. Merujuk pada pembentukan motivasi diri dan penilaian diri, para pendidik di SLH Toraja telah mempercayakan kepada peserta didik upaya menjawab pergumulan diri sehakikat dengan perjumpaan mereka dengan setiap tugas-tugas yang dipercayakan untuk mereka selesaikan. Peserta didik SHL toraja dapat semakin memahami diri mereka, kemampuan berelasi dengan harapan dan keinginan, kegagalan dan keberhasilan, kesulitan juga kemudahan, sehingga peserta didik terbiasa menjadi pribadi yang mampu melihat jauh, lebih dalam, lebih kompleks dari apa yang nampak di depan mata sebagai sebuah tugas. Pengukuran berdasarkan dukungan orang tua siswa terhadap pengembangan karakter pembelajar mandiri siswa-siswi SLH Toraja telah menunjukan SLH Toraja memiliki berbagai program untuk mengeijakan keberhasilan proses pembelajaran di sekolah menjadi bagian penting dari kebersamaan dengan keluarga di rumah. Dengan demikian berdasarkan penemuan penelitian tersebut, maka mengacu pada analisis Guglielmino & Guglielmino (1991), tentang tiga kategori karakteristik Self Directed Learning yang signifikan membangun karakter pembelajar mandiri, maka kategori yang dapat diposisikan pada siswa-siswi SLH Toraja sudah masuk pada kategori tinggi (Self Directed Learning dengan Kategori Tinggi). Guglielmino & Guglielmino (1991) menyatakan bahwa individu dengan skor self directed learning tinggi memiliki karakteristik yaitu siswa yang biasanya mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka, mampu membuat perencanaan belajar serta mampu melaksanakan rencana belajar tersebut.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education L Education > LC Special aspects of education |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 03 Feb 2025 11:42 |
Last Modified: | 03 Feb 2025 11:42 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4277 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |