Alfretrifal, Alfretrifal (2024) Mo-rere: Upaya Revitalisasi Budaya Mo-rere dalam Gereja Toraja Jemaat Ebenhaezer Amballong. Masters thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
![[img]](http://digilib-iakntoraja.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
alfret_skpp.pdf Download (76kB) |
|
Text
alfret_hd.pdf Download (325kB) |
|
Text
alfret_kp.pdf Download (331kB) |
|
Text
alfret_bab_1.pdf Download (568kB) |
|
Text
alfret_bab_2.pdf Download (705kB) |
|
Text
alfret_bab_3.pdf Restricted to Repository staff only Download (673kB) | Request a copy |
|
Text
alfret_bab_4.pdf Restricted to Repository staff only Download (803kB) | Request a copy |
|
Text
alfret_bab_5.pdf Download (217kB) |
|
Text
alfret_dp.pdf Download (288kB) |
|
Text
alfret_lp.pdf Download (457kB) |
|
Text
alfret _cv.pdf Download (364kB) |
Abstract
Riset ini menguraikan tentang upaya revitalisasi budaya Mo-rere yang telah dilakukan oleh masyarakat Amballong tradisional dal menyampikan doa mereka kepad Allah. Riset ini dimaksudkan mengkaji budaya Mo-rere sebagi doa yang menjadi wadah masyarakat Amballong tradisional dalam menjalin relasi dengan Allah. Dalam melakukan riset ini menggunakan metode penelitian kualitatif pendekaan etnografi yakni pendekatan penelitianya mengutamakan observasi serta wawancara dalam meperoleh data yang asli dan autentik sehingga mengharuskan peneliti memanfaatkan waktu yang cenderung lama. Hasil riset ini menemukan dan menyimpulkan bahwa budaya Mo-rere adalah doa yang dilantunkan dalam bentuk syair kepada Tuhan oleh masyarakat Amballong taradisional yang sekaligus menjadi bagian penting dalam menjalin relasi antara manusia dan Allah. Akan tetapi dengan dalam Perkembangan kehiduapan yang semakin maju dan dengan semangat kehidupan kekristenan budaya ini dipandang sebagi sesuatu yang berbau tabu dan kafir sehingga budaya ini ditinggalkan dan mulai hilang. Revitalisasi budaya sangat penting dalam menghidupkan kembali budaya ini oleh sebabnya budaya ini tidak mengindikasikan kekafran didalamnya. Nilai dari budaya Mo-rere bagi kehidupan kekristenan adalah doa yang sangat vital dalam menjalin relasi bersama dengan Allah, sebagai mana ungkapan bahwa doa adalah nafas bagi orang percaya. Kata Kunci : Mo-rere, Doa, Revitalisasi, Gereja. ABSTRACT This research describes the efforts to revitalize Mo-rere culture that have been carried out by the traditional Amballong community in offering their prayers to Allah. This research is intended to examine the Mo-rere culture as prayer which is a forum for the traditional Amballong community to build a relationship with God. In conducting this research, we used a qualitative research method, an ethnographic approach, that is, the research approach prioritizes observation and interviews in obtaining original and authentic data, thus requiring researchers to use a long period of time. The results of this research found and concluded that Mo-rere culture is a prayer sung in the form of poetry to God by the traditional Amballong community which is also an important part in establishing relationships between humans and God. However, with the increasingly advanced development of life and the spirit of Christian life, this culture was seen as taboo and pagan, so this culture was abandoned and began to disappear. Cultural revitalization is very important in reviving this culture because this culture does not indicate infidelity in it. The value of Mo-rere culture for Christian life is prayer which is very vital in building a relationship with God, as the expression says that prayer is the breath for believers. Keywords: Mo-rere, Prayer, Revitalization, Church.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
| Depositing User: | am andarias manting |
| Date Deposited: | 17 Jan 2025 13:18 |
| Last Modified: | 17 Jan 2025 13:18 |
| URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4047 |
Actions (login required)
 |
View Item |