Pagalla', Nikho Kyre (2023) Studi Estetika Teologis tentang Kematian dalam Terang Berpikir Arthur Schopenhauer. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
krye_skpp.pdf Download (104kB) |
|
Text
krye_hd.pdf Download (281kB) |
|
Text
krye_kp.pdf Download (321kB) |
|
Text
krye_bab_1.pdf Download (470kB) |
|
Text
krye_bab_2.pdf Download (696kB) |
|
Text
krye_bab_3.pdf Restricted to Repository staff only Download (591kB) | Request a copy |
|
Text
krye_bab_4.pdf Restricted to Repository staff only Download (579kB) | Request a copy |
|
Text
krye_bab_5.pdf Download (494kB) |
|
Text
krye_dp.pdf Download (302kB) |
|
Text
krye_lp.pdf Download (183kB) |
|
Text
krye_cv.pdf Download (137kB) |
Abstract
ABSTRAK Jemaat Benteng Kalambe’ memahami bahwa kematian diakibatkan oleh dosa yang dilakukan oleh manusia pertama yang ditempatkan di Taman Eden. Dosa yang menghadirkan tembok pemisah antara manusia dengan Allah, mengakibatkan manusia mengalami kematian. Kehadiran Kristus merobohkan tembok pemisah antara manusia dengan Allah, yaitu dosa. Melalui kematian dan kebangkitan Kristus sebagai tanda bahwa Kristus telah mengalahkan maut dan manusia memperoleh kebebasan untuk mendapatkan kehidupan setelah kematian. Namun sebagian anggota jemaat Benteng Kalambe’ diantaranya masih terlarut dalam duka cita ketika menghadapi kematian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yatu metode Kualitatif Fenomenologi dimana penulis menggambarkan kehidupan di jemaat mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan, dengan menggunakan teori Arthur Schopenhauer yang menganggap bahwa estetika sebagai jalan dari pembebasan atas kehendak. Hasil pada penelitian ini menyatakan bahwa kekawatiran pada peristiwa duka cita adalah rasa takut jemaat apabila ditinggalkan oleh keluarga tercinta. Jemaat tetap berpengharapan pada kebangkitan Kristus, dan duka cita dapat hilang ketika manusia boleh melepaskan kehendaknya untuk tidak melarutkan pikiran serta perasaan kepada orang yang telah pergi. Kata Kunci: Kehendak, Estetika,Teologi, Kematian ABSTRACT The congregation of Fort Kalambe' understands that death is caused by sins committed by the first humans who were placed in the Garden of Eden. Sin, which creates a barrier between humans and God, causes humans to experience death. Christ's presence breaks down the dividing wall between man and God, which is sin. Through the death and resurrection of Christ as a sign that Christ has defeated death and humans gain freedom to gain life after death. However, some of the members of the Kalambe fort congregation, among them, are still dissolved in grief when facing death. The method used in this study is the Phenomenological Qualitative method in which the author describes life in the congregation and describes the phenomena that occur in the field, using Arthur Schopenhauer's theory of theological aesthetics about death which he considers as a way of liberation from that will. The results of this study state that the concern at the event of grief is the fear of the congregation being abandoned by their beloved family. The congregation still has hope in Christ's resurrection, and sorrow can disappear when humans are allowed to let go of their will not to dissolve their thoughts and feelings towards those who have left. Keywords: Will, Aesthetics, Theology, Death
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 08 Oct 2024 11:26 |
Last Modified: | 08 Oct 2024 11:26 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/2606 |
Actions (login required)
View Item |