2 menghadapi tantangan di masa depan. Salah satu hal yang mempengengaruhi perkembangan potensi individu adalah public speaking seseorang. Public speaking merupakan proses berbicara di depan umum atau menyampaikan informasi, menghibur, dan mempengaruhi audience. Banyak orang menyebut bahwa berbicara di depan umum merupakan suatu hal yang muda. Namun pada kenyataanya dalam melakukan public speaking diperlukan latihan dan teknik tertentu agar dapat berjalan dengan baik.3 Menurut Mustam, public speaking adalah sebuah kemampuan mengekspresikan gagasan di hadapan public dan public speaking sebuah kompetensi yang memadukan empat unsur utama pendidikan yaitu sains, keterampilan, seni, dan karakter.4 Sehingga dapat disimpulkan bahwa public speaking adalah bentuk komunikasi lisan baik berupa presentasi, cerah, pidato atau jenis berbicara di depan umum lainnya untuk menyampaikan sebuah ide, gagasan, pikiran, dan perasaan secara runtut, sistematis, dan logis dengan tujuan memberikan sebuah informasi, mempengaruhi bahkan menghibur para audience. Penyampain informasi sangat membutuhkan keterampilan komunikasi agar informasi yang di sampaikan terdengar bagus. 3 Dewi; dkk Anggraeni, Seni Berbicara: Yuk Belajar Publick Speaking (Indonesia: Guepedia, 2021). 4 Ibid. 3 Manusia sebagai makhluk sosial , tidak bisa lepas dari komunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Dalam segala bidang tak terkecuali dalam bidang pendidikan, komunikasi menjadi suatu hal yang sangat penting.5 Dalam bidang pendidikan komunikasi digunakan untuk menyampaikan pesan, baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi. Berhasil tidaknya informasi yang diberikan kepada peserta didik sangat di tentukan oleh keefektifan komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena menjadi salah satu faktor penting dalam menyampaikan ilmu, pengembangan karakter, dan interaksi sosial, meningkatkan pemahaman dan transfer pengetahuan, membangun motivasi dan kepercayaan siswa, mendukung pengembangan self efficacy siswa, dan mengajarkan keterampilan sosial.6 Namun sayangnya, ketika diminta berbicara di depan umum, masih banyak orang yang merasa tidak nyaman dan bahkan kehabisan kata-kata jika diminta untuk melakukan hal tersebut. Kondisi seperti inilah yang menjadi perwujudan dari kecemasan berbicara di depan umum. Kecemasan berbicara di depan umum terjadi ketika individu merasa was-was, khawatir, ketegangan, dan tanda-tanda cemas lainya, saat di hadapkan dengan tugas untuk berbicara di depan umum seperti menjadi 5 Yossita Wisman, “Komunikasi Efektif Dalam Dunia Pendidikan,” Jurnal Nomosleca 3, no. 2 (2017): 646-654. 6 Ibid. 4 presenter, presentasi didepan kelas, dan sebagainya.7 Jadi kecemasan berbicara di depan umum adalah keadaan yang tidak nyaman yang sifatnya tidak menetap pada diri individu baik ketika membayangkan maupun ketika berbicara di depan hadapan orang banyak.8 Kecemasan berbicara di depan umum dapat didefenisikan sebagai perasan tidak nyaman dan tidak menyenangkan yang memicu rasa takut untuk berbicara, berpidato, atau juga sekedar menyampaikan pendapat di muka umum secara personal maupun secara kelompok, sehingga pesan tidak akan tersampaikan secara sempurna. Dengan demikian bahwa kecemasan berbicara di depan umum adalah suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis ketika harus berbicara atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan di depan umum. Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di dalam kelas VII di UPT SMPN Satap 5 Gandangbatu Sillanan pada hari Rabu, 12 Februari 2025 penulis menemukan bahwa dari 31 orang siswa masih ada 24 orang siswa atau 67% yang merasa cemas ketika diminta berbicara di depan kelas. Siswa memiliki kecemasan ketika tampil di depan kelas Mereka seperti gugup, gemetaran, nafas tidak teratur, tidak konsentrasi sehingga apa yang dibacanya sudah tidak kedengaran dengan semestinya. Adapun dampak ketika siswa takut berbicara di depan umum yaitu siswa kesulitan 7Khoirul Muslimin, Kecemasan Komunikasi (Jepara: Unisnu Press, 2021). 8Baidi Bukhori, “Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Ditinjau Dari Kepercayaan Diri Dan Keaktifan Dalam Organisasi Kemahasiswaan,” Jurnal Komunikasi Islam 6, no. 1 (2016): 158-186. 5 beradaptasi, dan kurang percaya diri, dan bahkan tidak hadir disekolah untuk mengikuti pembelajaran. Adapun data yang menguatkan hasil observasi penulis adalah wawancara yang diperoleh dari Ibu Erin Afriyanti selaku guru Bimbingan konseling dan sekaligus wali kelas VII DI UPT SMPN Satap 5 Gandangbatu Sillanan. Menurut ibu Erin salah satu tanda bahwa siswa yang memiliki kecemasan yang tinggi yaitu merasa gugup, gemetaran, muka merah, dan tidak konsentrasi sehingga apa yang di sampaikan tidak terdengar dengan jelas dan juga karena kurangnya self efficacy siswa dimana mereka tidak yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam tugas yang di berikan.9 Salah satu faktor psikologis yang berperan penting dalam kecemasan berbicara di depan umum siswa adalah self efficacy yaitu keyakinan seseorang terhadap kemampuanya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Konsep self efficacy diperkenalkan oleh Albert Bandura dan sejak itu telah diakui sebagai faktor utama yang memengaruhi perilaku seseorang dalam berbagai bidang termasuk pendidikan. Penelitian mengenai self efficacy dan kecemasan siswa berbicara didepan sangat urgen mengingat pentingnya peran keduanya dalam membentuk kesiapan siswa untuk menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan persaingan dunia kerja di masa depan. Peningkatan self 9 Erin Afriyanti, “Wawancara Oleh Penulis”, Tana Toraja, Indonesia, 15 Februari 2025. 6 efficacy diharpkan dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kepercayaan siswa. Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Self Efficacy dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Siswa Kelas VII SMPN Satap 5 Gandangbatu Sillanan“. Penelitian ini penting untuk mengetahui apakah ada hubungan self efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum pada siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarakan latar belakang di atas , maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara self efficacy dengan tingkat kecemasan berbicara di depan umum pada siswa kelas VII di UPT SMPN Satap 5 Gandangbatu Sillanan? C. Tujuan Penilisan Berdasarkan rumusan masalah tersebut , maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan self efficacy dengan tingkat kecemasan berbicara didepan umum pada siswa kelas VII di UPT SMPN Satap 5 Gandangbatu Sillanan. 7 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis , hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi IAKN Toraja khususnya bagi program studi Bimbingan Konseling khususnya pada mata kuliahpraktikum bimbingan belajar dn karir. 2. Manfaat praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat membantu guru memahami pentingnya self efficacy dalam pengurangan tingkat kecemasan berbicara didepan umum siswa , sehingga dapat membantu mereka merancang program pembelajaran atau bimbingan yang dapat meningkatkan self efficacy siswa. b. Bagi Siswa Penelitian ini memberikan pemahaman kepada siswa mengenai pentingnya self efficacy, serta memberikan wawasan tentang cara menigkatkan kepercayaan diri mereka agar lebih percaya diri untuk berbicara depan. c. Bagi Orang Tua Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi orang tua tentang peran mereka dalam membangun self efficacy anak-anaknya 8 yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada tingkat kepercayaan diri mereka agar lebih percaya diri untuk berbicara depan. d. Bagi Pihak Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai dasar dalam merancang kebijakan atau program yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri peserta didik agar lebih percaya diri untuk berbicara depan melalui pengembangan self efficacy. E. Penelitian Yang Relevan Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah meneliti tentang pengaruh self efficacy terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada siswa di antaranya yaitu: 1. Penelitian yang di lakukan oleh Iqlimah Hara Larisa, dkk (2024) tentang “peran berpikir positif dan self efficacy terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa baru“ dalam penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara berpikir positif dan self efficacy terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa baru. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa hasil analisis statistikc hubungan variabel berpikir positif dengan dan self efficacy secara simultan terdapat kecemasan berbicara memperoleh nilai F =8,286 dengan singnifikasi 0,000 <0,05 9 yang berarti secara simultan berpikir positif dan self efficacy memiliki pengaruh positif terhadap kecemasan berbicara. Berdasarkan uji simultan tersebut diketahui bahwa hipotesis 1 diterima.Uji koofesien diterima memperoleh R-sqare pada variabel bebas yanitu berpikir positif dan selff efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum , di peroleh R-sqare sebesar 0,145 dapat di artikan berpikir positif dan sef efficacy secara stimulus memilikiki pengaruh sebesar 14% dengan kecemasan berbicara di depan umum ada pun 86% di pengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti oleh peneliti.Jadi dapat disimpulkan bahwa berpikir positif dan self efficacy secara simultan memiliki pengaruh singnifikan dalam memengaruhi kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa (F = 10,10,8 , P<0,05) Semakin tinggi berpikir positif dan self efficacynya maka semakin rendah tingkat kecemasanya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Ria Nur Fitriani dan Heni Pujiastuti (2021 ) tentang “pengaruh self efficacy terhadap hasil belajar matematika “.Dalam penelitinya tersebut di ketahui bahwa berdasarkan hasil uji kolerasi tersebut terlihat bahwa nilai singnifikansi 0 , 000<0 , 05 dimana hal ini menujukaan bahwa terdapat kolerasi antara self efficacy dengan hasil belajar.Nilai personcorrelation yang positif yaitu 0 , 808 >0, 36 juga menujukan adanya kolerasi tahap terakhir yaitu uji hipotesis menggunakan uji regresi sederhana 10 dengan hasil di ketahui bahwaa F hitung = 52 , 763 dengan tingkat singnifikasi 0 , 000< 0 , 05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel religiusitas atau dengan kata lain ada pengaruh self efficacy terhadap hasil belajar. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Fridia Maria Sari , Umbu Tangela , Septon Irawan (2024) “Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kecemasan Berbicara Di Depan Umum”.dalam penelitian tersebut bahwa self efficacy sangat mempengaruhi tingkat kecemasan berbicara di depan umum berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS for windos versi 25 dengan memakai taraf singnifikan 5% di peroleh t_hitung terbesar 4,741 lebih besar dari t_ tabel ( 4 , 741 > 2, 0) selanjutnya diperoleh nilai Sig 0 , 000<0 , 05 yang artinya ad singnifikan antara pengaruh arah negatif self efficacy terhadap kecemasan berbicara di depan umum . F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman isi karya ilmiah ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I, pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 11 Bab II, tinjauan pustaka yang meliputi: kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Bab III, Metode penelitian yang meliputi: jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, defenisi operasional, jenis data, dan metode pengumpulan data. Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi: hasil penelitian dan pembahasan. Bab V, Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.