Sabo, Melan (2025) Tradisi Ma’patondokan sebagai Model Rekonsiliasi di Lembang Poton Kecamatan Bonggakaradeng. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.
![]() |
Text
melan_skpp.pdf Download (88kB) |
![]() |
Text
melan_hd.pdf Download (278kB) |
![]() |
Text
melan_kp.pdf Download (187kB) |
![]() |
Text
melan_bab_1.pdf Download (313kB) |
![]() |
Text
melan_bab_2.pdf Download (390kB) |
![]() |
Text
melan_bab_3.pdf Restricted to Repository staff only Download (325kB) | Request a copy |
![]() |
Text
melan_bab_4.pdf Restricted to Repository staff only Download (288kB) | Request a copy |
![]() |
Text
melan_bab_5.pdf Download (199kB) |
![]() |
Text
melan_dp.pdf Download (290kB) |
![]() |
Text
melan_lp.pdf Download (378kB) |
![]() |
Text
melan_lp2.pdf Download (197kB) |
![]() |
Text
melan_cv.pdf Download (114kB) |
Abstract
MELAN SABO (2320218742). “Tradisi Ma’patondokan Sebagai Model Rekonsiliasi di Lembang Poton Kecamatan Bonggakaradeng” (dibimbing oleh Ivan Sampe Buntu, M.Hum dan Gayus Darius, M.Th) Konflik sosial yang sering terjadi di masyarakat heterogen menuntut adanya mekanisme rekonsiliasi yang efektif untuk memulihkan hubungan dan menjaga keharmonisan sosial. Di Lembang Poton, Kecamatan Bonggakaradeng, tradisi Ma’patondokan masih dipertahankan sebagai sarana kebersamaan dan gotong royong yang melampaui perbedaan agama, dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tradisi ma’patondokan sebagai model rekonsiliasi sosial dengan menggunakan pendekatan model antropologis Stephen Bevans. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ma’patondokan menghidupi nilai-nilai kristiani seperti pengampunan, kerendahan hati, kasih, dan pemulihan hubungan secara nyata dalam praktik sosial budaya masyarakat. Tradisi ini memfasilitasi pertemuan dan dialog antar pihak yang berselisih, memperkuat solidaritas, serta membangun mekanisme sosial penyelesaian konflik yang efektif melalui peran mediator tokoh adat. Nilai-nilai budaya lokal seperti persatuan, gotong royong, toleransi, dan tanggung jawab sosial menjadi modal utama dalam menciptakan rekonsiliasi yang berkelanjutan. Dengan demikian, ma’patondokan dapat dijadikan model rekonsiliasi yang menggabungkan aspek spiritual, sosial, dan budaya secara harmonis, serta relevan untuk membangun perdamaian dan keharmonisan masyarakat di tengah keberagaman. Kata kunci: Ma’patondokan, rekonsiliasi, teologi kontekstual, model antropologis, budaya lokal, Lembang Poton. ABSTRACT MELAN SABO (2320218742). “The Ma’patondokan Tradition as a Model of Reconciliation in Lembang Poton, Bonggakaradeng District” (supervised by Ivan Sampe Buntu, M.Hum and Gayus Darius, M.Th). Frequent social conflicts in heterogeneous communities demand an effective reconciliation mechanism to restore relationships and maintain social harmony. In Lembang Poton, Bonggakaradeng District, the Ma’patondokan tradition is still maintained as a means of togetherness and mutual cooperation that transcends religious and social differences. This study aims to analyze the ma’patondokan tradition as a model of social reconciliation using Stephen Bevans’ anthropological model approach. The research method used is descriptive qualitative with data collection techniques through observation, in-depth interviews, and literature studies. The results show that the ma’patondokan tradition embodies Christian values such as forgiveness, humility, love, and restoration of relationships in real terms in the socio-cultural practices of the community. This tradition facilitates meetings and dialogues between disputing parties, strengthens solidarity, and builds effective social mechanisms for conflict resolution through the mediator role of traditional leaders. Local cultural values such as unity, mutual cooperation, tolerance, and social responsibility are the main capital in creating sustainable reconciliation. Thus, ma’patondokan can be used as a model of reconciliation that harmoniously combines spiritual, social, and cultural aspects and is relevant for building peace and harmony in a diverse society. Keywords: Ma’patondokan, reconciliation, contextual theology, anthropological model, local culture, Lembang Poton
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity |
Depositing User: | Andarias Manting |
Date Deposited: | 08 Sep 2025 11:28 |
Last Modified: | 08 Sep 2025 11:28 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/5071 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |