Analisis Ekoteologi Ulangan 20:19-20 dan Deep Ecology terhadap Deforestasi Lingkungan Gereja Toraja Jemaat Prima Sangatta

Sendana, Elma Manda' (2025) Analisis Ekoteologi Ulangan 20:19-20 dan Deep Ecology terhadap Deforestasi Lingkungan Gereja Toraja Jemaat Prima Sangatta. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

[img] Text
elma_skpp.pdf

Download (86kB)
[img] Text
elma_hd.pdf

Download (337kB)
[img] Text
elma_kp.pdf

Download (191kB)
[img] Text
elma_bab_1.pdf

Download (265kB)
[img] Text
elma_bab_2.pdf

Download (410kB)
[img] Text
elma_bab_3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (327kB) | Request a copy
[img] Text
elma_bab_4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (349kB) | Request a copy
[img] Text
elma_bab_5.pdf

Download (164kB)
[img] Text
elma_dp.pdf

Download (304kB)
[img] Text
elma_lp.pdf

Download (303kB)
[img] Text
elma_lp2.pdf

Download (209kB)
[img] Text
elma_cv.pdf

Download (164kB)

Abstract

Penelitian ini mengkaji persoalan deforestasi di Sangatta, Kutai Timur, melalui pendekatan ekoteologi yang menggabungkan ajaran Alkitab dalam Ulangan 20:19–20 dan teori Deep Ecology. Masalah utama yang ditemukan di lapangan adalah rendahnya kesadaran jemaat terhadap pentingnya menjaga lingkungan, khususnya di wilayah pelayanan Gereja Toraja Jemaat Prima Sangatta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana kedua prinsip tersebut dapat membentuk dasar teologis yang mendorong kesadaran dan tanggung jawab ekologis jemaat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara dengan jemaat, pemimpin gereja, serta pihak pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Ulangan 20:19–20, Tuhan memberikan batas etis terhadap tindakan manusia terhadap alam, seperti larangan menebang pohon berbuah, yang mencerminkan nilai sakral ciptaan. Sementara itu, teori Deep Ecology menegaskan bahwa seluruh makhluk hidup memiliki nilai intrinsik, dan manusia tidak boleh memperlakukan alam secara sewenang-wenang. Kedua prinsip ini menunjukkan relevansi yang kuat untuk konteks Sangatta, di mana eksploitasi lingkungan terus terjadi. Gereja diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam menumbuhkan iman yang peduli lingkungan di tengah jemaat. Kata kunci: Deep Ecology, Deforestasi, Ekoteologi, Ulangan 20:19-20. ABSTRACT This study investigates deforestation in Sangatta, East Kutai, through an ecotheological lens by connecting the biblical message in Deuteronomy 20:19–20 with the framework of Deep Ecology. A key issue discovered during the research is the limited ecological awareness among members of the Toraja Church Prima Sangatta congregation. The aim of this study is to explore how these two perspectives can provide a theological basis that inspires believers to cultivate environmental awareness and take responsibility for ecological stewardship. Utilizing a qualitative research design, data were gathered through literature review, on-site observations, and interviews with church members, church leaders, and local government officials. The findings reveal that Deuteronomy 20:19–20 highlights divine ethical limits on human engagement with nature, as shown in the prohibition against destroying fruit-bearing trees—even during wartime—underscoring the sacredness of creation. Deep Ecology, on the other hand, affirms the inherent worth of all living beings and challenges human-centered exploitation of nature. Both perspectives offer significant insights into the environmental crisis in Sangatta, where natural resources continue to be overused. In this context, the church is called to actively promote ecological consciousness and environmental care among its members. Keywords: Deep Ecology, Deforestation, Ecotheology, Deuteronomy 20:19–20.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Depositing User: am andarias m.
Date Deposited: 11 Aug 2025 14:30
Last Modified: 11 Aug 2025 14:30
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4880

Actions (login required)

View Item View Item