Siangkaran sebagai Kearifan Lokal Orang Toraja dalam Upaya Reinterpretasi Makna Rambu Solo' Perspektif Stephen B. Bevans

Bintoen, Meriani (2023) Siangkaran sebagai Kearifan Lokal Orang Toraja dalam Upaya Reinterpretasi Makna Rambu Solo' Perspektif Stephen B. Bevans. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

[img] Text
meriani_skpp.pdf

Download (83kB)
[img] Text
meriani_hd.pdf

Download (268kB)
[img] Text
meriani_kp.pdf

Download (468kB)
[img] Text
meriani_bab_1.pdf

Download (424kB)
[img] Text
meriani_bab_2.pdf

Download (450kB)
[img] Text
meriani_bab_3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (382kB) | Request a copy
[img] Text
meriani_bab_4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (519kB) | Request a copy
[img] Text
meriani_bab_5.pdf

Download (28kB)
[img] Text
meriani_dp.pdf

Download (102kB)
[img] Text
meriani_cv.pdf

Download (26kB)

Abstract

Meriani Bintoen (2020196384). Pada tahun 2023 menyusun skripsi dengan judul "Siangkaran Sebagai Kearifan Lokal Orang Toraja dalam Upaya Mereinterpretasi Makna Rambu Solo' Dalam latar belakang dijelaskan bahwa rambu solo' kini mengalami pergeseran makna dan dijadikan sebagai ajang untuk mempertontonkan kemampuan dan mengejar pengakuan. Ini kemudian menimbulkan permasalahan, dimana terkadang dalam suatu keluarga yang memiliki perbedaan ekonomi memaksakan untuk melaksanakan rambu solo' sehingga menjadi beban bagi yang tidak mampu. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjelaskan dan mengaplikasikan siangkaran dalam upaya mereinterpretasi makna rambu solo' yang kini telah berubah. Dalam tulisan ini, metode yang digunakan adalah kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, siangkaran memang terkadang tidak dilakukan utamanya dalam menanggung hewan kurban yang akan digunakan dalam melaksanakan rambu solo'. Hal tersebut dipicu oleh adanya kepentingan pribadi, baik itu prestise, politik maupun harta warisan, siangkaran yang dianggap sebagai bantuan dari kerabat, perlu juga diterapkan dalam hubungan saudara agar tidak ada yang unggul ataupun terbebani. Jika siangkaran dilakukan maka makna rambu solo' yang sebelumnya dipandang negatif akan berubah menjadi tempat untuk tolong-menolong dan saling menghargai. Kata kunci: Rambu solo', Kearifan Lokal, Siangkaran, Teologi Kontekstual, Model Terjemahan, Keugaharian. ABSTRACT Meriani Bintoen (2020196384). In 2023 he compiled a thesis entitled "Siangkaran Sebagai Kearifan Lokal Orang Toraja dalam Upaya Mereinterpretasi Makna Rambu Solo'". In the background it is explained that the sign solo' is now experiencing a shift in meaning and is used as a place to demonstrate abilities and seek recognition. This then creates a problem, where sometimes in afamily that has economic dijferences they areforced to carry out solo signs 'so that it becomes a burdenfor those who can't ajford it. The purpose of this paper is to explain and apply the present in an ejfort to reinterpret the meaning ofthe solo sign which has now changed. In this paper, the method used is qualitative. Based on the results of the research, it is sometimes not carried out, especially when carrying sacrificial animals that will be used in carrying out solo signs. This was triggered by personal interests, be it prestige, politics or inheritance. The ojferings, which are considered as helpfrom relatives, also need to be applied in sibling relationships so that no one is superior or burdened. If the sun-carriage is carried out, the meaning ofthe solo sign, which was previously viewed negatively, will change into a place for mutual assistance and niutual respect. Keywords: Rambu solo', Local Wisdom, Siangkaran, Contextual Theology, Translation Model, Sophistication.

Item Type: Thesis (Scholar)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 01 Mar 2025 18:53
Last Modified: 01 Mar 2025 18:53
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4490

Actions (login required)

View Item View Item