Membaca 2 Raja-raja dalam Perspektif Budaya Ma'toratu dan Implikasinya bagi Warga Gereja Toraja Jemaat Pniel Rattelapa Klasis Malimbong

Tudang, Lince (2022) Membaca 2 Raja-raja dalam Perspektif Budaya Ma'toratu dan Implikasinya bagi Warga Gereja Toraja Jemaat Pniel Rattelapa Klasis Malimbong. Masters thesis, Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

[img] Text
lince_skpp.pdf

Download (68kB)
[img] Text
lince_hd.pdf

Download (640kB)
[img] Text
lince_kp.pdf

Download (139kB)
[img] Text
lince_bab_1.pdf

Download (238kB)
[img] Text
lince_bab_2.pdf

Download (490kB)
[img] Text
lince_bab_3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (644kB) | Request a copy
[img] Text
lince_bab_4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (785kB) | Request a copy
[img] Text
lince_bab_5.pdf

Download (50kB)
[img] Text
lince_dp.pdf

Download (50kB)
[img] Text
lince_cv.pdf

Download (48kB)

Abstract

Pengaruh kemajuan globalisasi membuat rasa kekeluargaan mulai luntur, di mana berbagai sektor menekankan keberhasilan untuk dapat bersaing dalam mempertahankan hidup sehingga dua hal utama yang mulai luntur adalah rasa kekeluargaan dan sikap keramahtamahan. Dampak kemajuan globalisasi adalah adanya gaya hidup individualistik dan konsumtif. Hal ini terlihat dari pola hidup yang di praktekan misalnya ketika ada suatu persekutuan atau pertemuan yang melibatkan tamu dan penerima tamu untuk saling berkomunikasih terlihat bahwa setiap individu sibuk dengan urasannya sendiri, menerima tamu dengan memperhatikan orang-orang yang datang atau tergantung siapa tamunya. Jika tamu yang datang adalah orang yang memiliki strata tinggi baik secara status sosial, ekonomi maka tuan rumah menyambut dengan berbagai persiapan yang matang dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Sehingga hal ini memunculkan persepsi bahwa dalam menerima tamu orang bersikap baik dan ramah karena adanya motivasi menerima balasan atau mendapatkan sesuatu dari hal yang dilakukan. Hal iniberdampak bagi kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Orang Kristen cenderung memisahkan iman dengan realita kehidupan. Padahal diketahui bersama bahwa dalam kekristenan diajarkan tentang iman dan perbuatan dalam kehidupan tidak bisa dipisahkan. Sementara jika ditinjauh dari dari tradisi rna'toratu maka ditemukan adanya tindakan jalinan kasih, rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang dapat ditarik implikasinya.Praktek hidup beriman lewat kasih kepada sesama maupun kepada Tuhan. Seperti tindakan dalam Kitab 2 Raja-raja 4:8-13 yang menggambarkan seorang perempuan Sunem tidak hanya memandang Elisa sebagai orang biasa tetapi sebagai nabi Tuhan. Keramahtamahannya terhadap Elisa juga merupakan sikap hormat dan tunduk kepada Allah. Tujuan dari peniltian ini adalah untuk meneliti teks 2 Raja-raja 4:8- 13 dalam perspektif budaya rna'toratu dan bagaimana implikasinya bagi Warga Gereja Toraja Jemaat Pniel Rattelapa Klasis Malimbong dalam menciptakan suasana kekeluargaan dan kehormanisan dalam bermasyarakat dan bergereja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutis post-modem yaitu model reader's response criticism. Dalam hal ini untuk mencari makna dari teks 2 Raja-raja 4:8-13 penulis akan menggunakan teori pendekatan Stanley Fish yaitu teori sosial/kultural yang mengasumsikan bahwa makna yang dihasilkan oleh pembaca biasanya dipengaruhi oleh konteks sosial dari pembaca tersebut. Serta menggunakan pendekatan budaya. Teknik pengumpulan data adalah melalui studi kepustakaan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan budaya ma’toratu menunjukkan adanya ikatan kekeluargaan yang kuat, sikap yang saling menghargai dan mendahului dalam memberi salam atau menyapa orang lain.Kebudayaan ma'toratu dipahami sebagai tindakan yang mendatangkan berkat dalam kehidupan jangka panjang. Dampak negatif dari ma'toratu adalah cenderung Jemaat imannya mendua jika perbuatannya ditujuhkan kepada arwah-arwah nenek moyang dan diyakini sebagai pemberi berkat. Oleh karena itu ma'toratu perluh didialogkan dengan Alkitab agar terjadi perubahan cara memaknai ma'toratu. Kata-kata Kunci 2 Raja-raja 4:8-13, Ma'toratu, Makna, keramahtamahan. ABSTRACT The influence of the progress of globalization has made the sense of kinship begin to fade, where various sectors emphasize success in being able to compete in maintaining life so that the two main things that begin to fade are a sense of kinship and an attitude of hospitality. The impact of the progress of globalization is the existence of an individualistic and consumptive lifestyle. This can be seen from the lifestyle that is practiced, for example when there is a fellowship or meeting involving guests and receptionists to communicate with each other, it is seen that each individual is busy with his own affairs, receiving guests by paying attention to the people who come or depending on who the guests are. If the guests who come are people who have a high both in social status, economy, the host welcomes with a variety of careful preparations in preparing everything. So this raises the perception that in receiving guests people are kind and friendly because of the motivation to receive a reply or get something from the things they do. This has an impact on community and church life. Christians tend to separate faith from the realities of life. Though it is known together that in Christianity taught about faith and deeds in life cannot be separated. Meanwhile, if viewed from the ma'toratu tradition, it is found that there are acts of love, a sense of kinship and togethemess that can be drawn from the implications. The practice of living a life of faith through love for others and for God. Like the action in 2 Kings 4: 8-13 which describes a Shunemite woman not only seeing Elisha as an ordinary person but as a prophet of God. His hospitality towards Elisha was also an attitude of respect and submission to God. The purpose of this research is to examine the text of 2 Kings 4:8-13 in the perspective of ma'toratu culture and what its implications are for the Toraja Church of Pniel Rattelapa Klasis Malimbong in creating an atmosphere of kinship and harmony in society and in the church. This study uses a qualitative method with a post-modem hermeneutical approach, namely the reader's response criticism model. In this case, to find the meaning of the text of 2 Kings 4:8-13 the author will use Stanley Fish's theory of approach, namely a social/cultural theory which assumes that the meaning produced by the reader is usually influenced by the social context of the reader. As well as using a cultural approach. Data collection techniques are through literature study and interviews. The results showed that the ma'toratu culture showed strong family ties, an attitude of mutual respect and precedence in greeting or greeting others. Ma’toratu culture is understood as an action that brings blessings in long-term life. The negative impact of ma'toratu is that the congregation tends to have double faith if its actions are directed to the spirits of their ancestors and are believed to be the givers of blessings. Therefore, ma'toratu needs a dialogue with the Bible in order to change the way of interpreting ma'toratu. Keywords 2 Kings 4:8-13, Ma'toratu, Meaning, hospitality.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BR Christianity
B Philosophy. Psychology. Religion > BS The Bible
Depositing User: am andarias manting
Date Deposited: 15 Feb 2025 06:27
Last Modified: 15 Feb 2025 06:27
URI: http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4391

Actions (login required)

View Item View Item