Suardan, I Made and Toban, Mery (2016) Laporan Hasil Penelitian Mentalitas Masyarakat Bali di Toraja dalam Mendidik Anak dalam Keutuhan Filosofi Salunglung Saba Yan Taka. Institut Agama Kristen Negeri Toraja, Repository IAKN Toraja. (Unpublished)
![]() |
Text
made_hd.pdf Download (279kB) |
![]() |
Text
made_kp.pdf Download (222kB) |
![]() |
Text
made_bab_1.pdf Download (258kB) |
![]() |
Text
made_bab_2.pdf Download (432kB) |
![]() |
Text
made_bab_3.pdf Download (225kB) |
![]() |
Text
made_bab_4.pdf Download (605kB) |
![]() |
Text
made_bab_5.pdf Download (129kB) |
![]() |
Text
made_dp.pdf Download (174kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gabaran yang lebih mendalam tentang perilaku hidup masyarakat Bali perantau di Toraja Untuk menggambarkan filosofi “Salunglung Sabayantaka” dalam kehidupan Masyarakat Bali Perantauan di Toraja dalam perjumpaannya dengan kearifan lokal. Secara mendasar akan mendiskripsikan bagunan mentalitas masyarakat Bali di Toraja sehubungan dengan Filosofi “Salunglung Sabayantaka” yakni keterkaitan antara kebiasaan Masyarakat Bali Perantauan di Toraja dalam Filosofi “Salunglung Sabayantaka” tersebut sehubungan dengan Perilaku Mendidik Anak. Persoalan mendasar terkait dengan hal tersebut, diindikasi bahwa masyarakat Bali di Toraja cenderung tidak fokus lagi menggenerasikan nilai-nilai budaya asali dalam menghidupkan indentitas ke- Bali-an bagi generasi-generasi selanjutnya sehingga hal ini sangat mempengaruhi perilaku mendidik sebagai realitas diri manusia Bali. Indikasi kedua, juga menitik beratkan pada perpaduan budaya yang disebabkan oleh perpindahan domisili telah memengaruhi perilaku hidup berdasarkan budaya asali semakin tergerus, sehingga dalam hal ini penelitian ini akan menemukan nilai-nilai budaya asali dengan budaya setempat yang dapat mengakomodasi keberlanjutan hidup secara utuh. Signifikansi penelitian ini berfokus pada Masyarakat Bali di Toraja yang terlepas dari ikatan desa pakraman sehingga desa pakraman yang baru hadir sebagai konteks lokal di mana masyarakat bali tersebut berdomisili khususnya di Toraja dan menghidupkan indentitas ke-Bali-an bagi generasi-generasi selanjutnya sehingga khusus dalam hal perilaku mendidik sebagai realitas diri manusia Bali dapat dibaca apakah masih menggambarkan keutuhan kearifan lokal manusia Bali atau telah terjadi simbiosis mutualisme dalam perpaduan budaya yang saling menguatkan budaya asali. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan analisis data kualitatif, dengan mengedepankan teknik pengumpulan data primer melalui wawancara pada masyarakat Bali perantau di Toraja yang diposisikan sebagai orang-orang yang memahami dan melaksanakan nilai-nilai Salunglung Sabayantakan. Kegiatan wawancara untuk data sekunder juga dilakukan sehubungan dengan perwujudan perilaku bermasyarakat Bali di Toraja yang bersumber dari masyarakat Toraja Setempat, yang selanjutnya hasilnya kemudian disajikan dalam pemaparan yang deskriptif analisis. Akhirnya, dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa filosofi “Salunglung Sabayantaka” secara mendasar masih menjadi kebiasaan hidup Masyarakat Bali meskipun hidup di perantauan yakni di Toraja yang terlepas dari ikatan desa pekraman di Bali, juga ikatan nilai-nilai keyakinan masing-masing. Prinsip-prinsip dasar dari salulung sabayantaka yang seharusnya terikat dalam keutuhan desa adat atau desa pekraman tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam pemenuhan tanggung jawab hidup khususnya dalam perjumpaanya dengan hidup bermasyarakat dan kearifan lokal. Masyarakat Bali di Toraja dalam bermasyarakat telah mengerjakan perilaku hidup salunglung sabayantaka terlepas dari perbedaan keyakinan dan budaya. Muatan perilaku hidup tersebut nyata dalam kehadiran masyarakat Bali dalam memberi dukungan terhadap berbagai tanggung jawab sosial bermasyarakat di Toraja, menerapkan teladan kehidupan salunglung sabayantaka dalam mendidik dalam keluarga juga di masyarakat. Mentalitas Masyarakat Bali di Toraja sehubungan dengan Filosofi “Salunglung Sabayantaka” dalam perwujudan perilaku mendidik anak terukur dalam menempatkan anak sebagai bagian utuh dari kehidupan keluarga, masyarakat dan budaya. Penelitian ini akan menjadi acuan membangun kebiasaan hidup Masyarakat Bali perantauan di Toraja dalam peijumpaanya dengan kearifan lokal, sehingga mentalitas Masyarakat Bali di Toraja tetap menghidupi Filosofi “Salunglung Sabayantaka” tersebut sehubungan dengan Perilaku Mendidik Anak. Sehingga setiap masyarakat Bali di Toraja yang pasti mengalami perubahan sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat itu sendiri tetap menbangun kontak sosial berdasarkan perpaduan budaya yang membentuk kekuatan budaya masing-masing.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General) |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 03 Feb 2025 14:23 |
Last Modified: | 03 Feb 2025 14:23 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/4281 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |