Pakkun, Melti (2024) Pemali Baine Male Ma’Kaburu’ Kekeissi Tu Padang Ditinjau dari Teori Konseling Lintas Budaya di Tambunan, Toraja Utara. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
melti_skpp.pdf Download (48kB) |
|
Text
melti_hd.pdf Download (282kB) |
|
Text
melti_kp.pdf Download (576kB) |
|
Text
melti_bab_1.pdf Download (603kB) |
|
Text
melti_bab_2.pdf Download (551kB) |
|
Text
melti_bab_3.pdf Restricted to Repository staff only Download (593kB) | Request a copy |
|
Text
melti_bab_4.pdf Restricted to Repository staff only Download (524kB) | Request a copy |
|
Text
melti_bab_5.pdf Download (470kB) |
|
Text
melti_dp.pdf Download (407kB) |
|
Text
melti_lp.pdf Download (549kB) |
|
Text
melti_cv.pdf Download (269kB) |
Abstract
Tulisan ini hendak meneliti tentang pemali baine male ma’kaburu’ kekeissi tu padang ditinjau dari teori konseling lintas budaya di Tambunan, Toraja Utara. Penelitian ini dikembangkan menggunakan metode penelitian kualitatif studi lapangan dengan menggunakan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Dan hasil dari penelitian menyatakan bahwa pemali baine male ma’kaburu’ kekeissi tu padang merupakan suatu larangan yang tidak boleh dilanggar karena memiliki kepercayaan bahwa setiap perempuan yang melanggar akan berdampak buruk ke masyarakat Tambunan seperti orang-orang akan banyak meninggal, hewan ternak banyak mati dan padi akan mati, layu atau dimanakan oleh ulat atau tikus. Kepercayaan ini telah ada sejak dari nenek moyang dan sampai sekarang pemali ini masih dilakasanakan, sehinggga hal inilah yang akan membuat orang merasa heran dengan budaya di Tambunan, oleh karena itu pentingnya seorang konselor untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luar Tambunan agar tetap mematuhi pemali ini. Dan berdasarkan teori konseling lintas budaya yang digunakan oelh penilis bahwa dengan adanya perbedaan antar budaya yang dimiliki oleh konselor dan konseli, tugas konseli dalam konseling lintas budaya ialah mampu memahami bagaimana seorang konselor untuk menghargai suatu budaya yang telah berlaku di suatu tempat. Seperti yang ada di Tambunan, tugas seorang konselor harus menghargai pamali itu dengan cara memahami makna maksud dan tujuan dari pamali itu. Dan tentunya seorang konselor tidak boleh membanding-bandinkan budaya yang ada di Tambunan dengan budaya yang ada di tempat lain. This paper will examine pemali baine male ma'kaburu' kekeissi tu Padang in terms of cross-cultural counseling theory in Tambunan, North Toraja. This research was developed using qualitative field study research methods using data collection through interviews and observation. And the results of the research state that pemali baine male ma'kaburu' kekeissi tu Padang is a prohibition that must not be violated because it is believed that every woman who violates it will have a bad impact on the Tambunan community such as many people will die, many livestock will die and Rice will die, wither or be eaten by caterpillars or mice. This belief has existed since the ancestors and until now this pemali is still practiced, so this is what will make people feel surprised about the culture in Tambunan, therefore it is important for a counselor to provide understanding to people outside Tambunan so that they continue to adhere to this pemali. And based on the cross-cultural counseling theory used by the author, given the differences between cultures possessed by counselors and counselees, the task of the counselee in cross-cultural counseling is to be able to understand how a counselor appreciates a culture that has prevailed in a place. As in Tambunan, a counselor's job is to appreciate the pamali by understanding the meaning of the aims and objectives of the pamali. And of course a counselor should not compare the culture in Tambunan with the culture in other places.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GT Manners and customs |
Depositing User: | ap sarmita sumule |
Date Deposited: | 05 Sep 2024 15:07 |
Last Modified: | 05 Sep 2024 15:07 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/2339 |
Actions (login required)
View Item |