Bubang, Yohana Mili (2007) Ma’pallin: suatu Tinjauan Sosiologis-Teologis tentang Pengaruh Ma’pallin dalam Kehidupan Gereja Toraja Jemaat Bonoran, Klasis Kesu’ Malenong. Scholar thesis, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Toraja.
Text
yohana_hd.doc Download (210kB) |
|
Text
yohana_kp.doc Download (64kB) |
|
Text
yohana_bab_1.doc Download (63kB) |
|
Text
yohana_bab_2.doc Download (214kB) |
|
Text
yohana_bab_3.doc Restricted to Repository staff only Download (106kB) | Request a copy |
|
Text
yohana_bab_4.doc Restricted to Repository staff only Download (112kB) | Request a copy |
|
Text
yohana_bab_5.doc Download (73kB) |
|
Text
yohana_dp.doc Download (32kB) |
|
Text
yohana_lp.doc Download (10kB) |
|
Text
yohana_cv.doc Download (5kB) |
Abstract
ABSTRAKSI Yohana Mili Bubang, tahun 2007 menyusun skripsi dengan Judul : MA’PALLIN dan Sub Judul : Suatu Tinjauan Sosiologis-Teologis Tentang Pengaruh Ma'pallin Dalam Kehidupan Gereja Toraja Jemaat Bonoran Klasis Kesu’ Malenong. Ma'pallin merupakan salah satu ritual dalam Mangrara Banua dengan maksud mempersembahkan korban penebus dosa dan penghapus salah atas pelanggaran yang di lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh Ma’pallin bagi Jemaat Bonoran, apakah Ma’pallin ini masih dipahami sebagai Ma’pallin Aluk Todolo atau sudah ada tranformasi Injil. Namun, dalam hasil penelitian membuktikan bahwa di jemaat Bonoran hingga kini masih ada yang menerima dan mempertahankan ritual Ma’pallin sebagai suatu cara untuk menebus dosa. Bahkan anggota Jemaat masih memberi kesempatan bagi kepercayaan Aluk Todolo untuk melakukan ritual ini sebelum orang Kristen melakukan ibadah. Pada hal, umumnya masyarakat adalah beragama Kristen, yang dalam hal ini masih ada anggota jemaat yang menganut paham dualisme. Dan ini yang merupakan tantangan bagi gereja, dimana gereja mesti menjawab tantangan tersebut, gereja mesti menerangi kebudayaan. Disisi lain secara sosiologis, Ma’pallin merupakan sebuah perangkat aturan yang membina sehingga masyarakat tetap hidup damai dengan yang lain. Namun, disisi lain Ma’pallin dipandang sebagai korban penebusan dosa dan itu sangat bertentangan dengan Iman Kristen. Karena, pada dasarnya Yesus Kristus sebagai korban penebusan dosa sekali untuk selamanya. Sehingga di akhir tulisan ini penulis menyimpulkan bahwa Gereja harus mengambil sikap selektif-positif.
Item Type: | Thesis (Scholar) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology |
Depositing User: | am andarias manting |
Date Deposited: | 26 Jun 2024 09:19 |
Last Modified: | 29 Jul 2024 09:05 |
URI: | http://digilib-iakntoraja.ac.id/id/eprint/1556 |
Actions (login required)
View Item |